Ngalokat Cai Nyalamatkeun Solokan merupakan nama ritualnya yang diadakan oleh warga Dusun Kancah, Kampung Panyairan, Desa Cihideung, Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Ritual ini ditujukan untuk menjaga sumber air mereka (Yudha Maulana/detikcom)
Atraksi sembur menyembur air atau 'perang cai' yang dilakukan sesepuh adat dan mojang desa ke arah penonton membuat suasana menjadi semarak. Mereka menembakkan air dari tengah telaga yang airnya berasal dari mata air setempat (Yudha Maulana/detikcom)
Suka cita berubah menjadi agak mistis ketika sasapian digelar. Beberapa pemuda tampak memainkan kuda lumping dan 'barongsai' sapi dengan liar (Yudha Maulana/detikcom)
Mereka sampai bertingkah seperti kerasukan mahluk halus, bahkan ada juga penonton yang ikut-ikutan seperti itu (Yudha Maulana/detikcom)
Tampak beberapa sesepuh memberikan makanan sesajen yang berada di atas cecempet. Masyarakat adat setempat meyakini, jika sesajen itu berfungsi untuk mengundang makhluk halus untuk merasuki pelaku upacara (Yudha Maulana/detikcom)
"Tradisi ini merupakan puncak kesadaran terhadap lingkungan alam, upacara ini dilakukan agar air tak dikuasai oleh pengusaha," ujar budayawan Cihideung, Mas Nanu Muda (Yudha Maulana/detikcom)
Air di Dusun Kancah yang dijadikan tempat ritual, hingga saat ini mengairi tiga RW. Dulu, aliran air yang dipercaya berasal dari Gunung Tangkuban Perahu ini juga mengairi hingga wilayah Gegerkalong di Kota Bandung (Yudha Maulana/detikcom)
Saat ini, mata air irung itu berada di tengah kawasan wisata yang tengah dibangun. Masyarakat berharap tetap bisa menikmati airnya (Yudha Maulana/detikcom)