Foto: Berharap Berkah Air Cucian Gamelan Keraton Cirebon

Setiap tahun, Keraton Kanoman Cirebon melaksanakan ritual pencucian gong sekaten jelang perayaan Maulid Nabi. Seperangkat gamelan keramat dikeluarkan dari Bangsal Pejimatan Keraton Kanoman Cirebon. (Sudirman/detikcom)
Rombongan abdi dalem lalu membawa gong sekaten menuju langgar. Satu per satu gong keramat itu akan dicuci dengan air kembang. (Sudirman/detikcom)
Proses pencucian diawali dengan penyiraman air kembang ke empat gong besar oleh keluarga keraton, kemudian diikuti dengan perangkat gemelan lain. (Sudirman/detikcom)
Penyiraman air kembang ini termasuk dalam tradisi yang sudah berlangsung secara turun temurun. Tradisi ini merupakan ritual tahunan yang dilakukan setiap tanggal 7 rabiulawal atau menjelang perayaan Maulid Nabi. (Sudirman/detikcom)
Usai disiram menggunakan air kembang, seperangkat gamelan sekaten digosok menggunakan serabut kepala dan abu batu bata. Tujuannya agar gong tetap bersih. (Sudirman/detikcom)
Sudah jadi tradisi pula, warga akan berebut air bekas cucian gong sekaten ini untuk berharap berkahnya. Warga yang saat itu menyaksikan langsung menyebur kolam dan sejumlah ember yang digunakan untuk mencuci gamelan. (Sudirman/detikcom)
Warga percaya air bekas pencucian gamelan pusaka itu memiliki berkah. Mereka rela menunggu berjam-jam demi mendapatkan air bekas pencucian gamelan. (Sudirman/detikcom)
Air tersebut dipercaya membawa berkah, sebab sebelum dipakai untuk mencuci gamelan pusaka, sudah terlebih dahulu dibacakan selawatan dan doa. Ada yang digunakan untuk pertanian, kesehatan dan lainnya. (Sudirman/detikcom)