Potret Bus Kayu Antik, Andalan Transportasi Wisata di Karimun

Dijelaskan, Oki Supriadi, salah satu staf Dinas Pariwisata Karimun, bus ini memang didesain bagi pekerja timah. Kini, bus itu jadi daya tarik wisata di Pulau Karimunbesar (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)
Bus kayu itu dibuat pertama kali untuk pekerja timah di Desa Prayun, Pulau Kundur. Timah di Pulau Karimun, dan Lingga mulai dieksploitasi oleh Inggris pada 1800-an (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)
Pada tahun 1824, Karimun dikuasai Belanda. Ketika timah diolah di darat perlu transportasi untuk mengangkut barang dan pekerja sekitar tahun 1950-an. Lalu terciptalah bus kayu ini (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)
Bus kayu ini bukanlah bus yang biasa Anda lihat tapi bus ini berasal dari truk atau lori. Semua bodi truk dihilangkan dan kepala truk dipangkas sebagian diganti dengan kayu (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)
Bagian belakang dibentuk menyerupai bus dan dibikin atap hingga dinding dari kayu. Kayu yang kuat itu kayu cengkal (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)
Perkembangan bus kayu tak dapat diteruskan. Bus yang sudah terlihat termakan usia ini diganti dengan bus yang lebih modern (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)
Bus kayu ini sudah nggak sebanyak dulu karena tahun 2000-an masuk bus modern. Yang masih ada saat ini hanya untuk ambulans orang meninggal China hingga ada penamaan Bus China Mati (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)
Meski begitu, bus kayu di Kabupaten Karimun menolak mati. Hingga kini masih ada yang beroperasi di waktu tertentu seperti untuk bus sekolah hingga ada turis yang menyewa (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)
Kalau untuk angkutan wisata, harga sewa dipatok per hari Rp 300-700 ribu. Setelah pemekaran, sebagian besar bus kayu diangkut ke Pulau Karimun, karena PT Timah sudah menggunakan bus modern (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)
Menurut Rio Irawan (27), salah satu pemilik bus kayu, pengoperasian bus kayu ini sama dengan menyetir kendaraan lain. Ia kini masih beberapa kali mengangkut karyawan timah (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)