Potret Candi Asu di Magelang

Inilah wujud Candi Asu di Magelang, Jawa Tengah. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, berarti Candi Anjing. Menariknya, tidak ada patung anjing di candi ini. (Eko Susanto/detikcom)

Candi Asu berada di Dusun Candi Pos, Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Untuk masuk ke candi ini tidak dikenakan biaya, alias gratis. (Eko Susanto/detikcom)

Menurut juru pelihara candi, Jumat (51) ada 2 versi cerita mengapa candi ini dinamakan Candi Asu. Versi pertama menyebut candi ini merupakan tempat untuk aswa (beristirahat atau ngaso). (Eko Susanto/detikcom)

Sementara itu, versi lain menyebut dulu di dinding sebelah utara ada arca sapi yang sudah aus, sehingga bentuknya kecil, kemudian warga mengiranya asu. Jadilah dinamakan Candi Asu. (Eko Susanto/detikcom)

Tahun berdirinya Candi Asu diketahui dari Prasasti Sri Manggala II, Kurambitan I dan Kurambitan II yang berangka tahun 880. Saat itu kerajaan Mataram Kuno dipimpin Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala. (Eko Susanto/detikcom)

Candi Asu ini berukuran 8,70 m x 8,70 m dan luas totalnya 15 m x 17 m. Ketinggian candi 6,5 meter dan rilief baik di sisi kanan, kiri dan belakang berupa bunga teratai.  (Eko Susanto/detikcom)

Candi Asu merupakan candi Hindu. Itu dibuktikan dengan keberadaan arca Nandi atau lembu yang biasa dinaiki Dewa Siwa. Menurut cerita, dulunya banyak anjing di sini. (Eko Susanto/detikcom)

Untuk wisatawan, kebanyakan wisatawan nusantara. Untuk turis mancanegara biasanya datang bersama guide. Kalau musim liburan sebulan bisa 200 pengunjung. Mereka asyik foto-foto di candi ini. (Eko Susanto/detikcom)

Inilah wujud Candi Asu di Magelang, Jawa Tengah. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, berarti Candi Anjing. Menariknya, tidak ada patung anjing di candi ini. (Eko Susanto/detikcom)
Candi Asu berada di Dusun Candi Pos, Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Untuk masuk ke candi ini tidak dikenakan biaya, alias gratis. (Eko Susanto/detikcom)
Menurut juru pelihara candi, Jumat (51) ada 2 versi cerita mengapa candi ini dinamakan Candi Asu. Versi pertama menyebut candi ini merupakan tempat untuk aswa (beristirahat atau ngaso). (Eko Susanto/detikcom)
Sementara itu, versi lain menyebut dulu di dinding sebelah utara ada arca sapi yang sudah aus, sehingga bentuknya kecil, kemudian warga mengiranya asu. Jadilah dinamakan Candi Asu. (Eko Susanto/detikcom)
Tahun berdirinya Candi Asu diketahui dari Prasasti Sri Manggala II, Kurambitan I dan Kurambitan II yang berangka tahun 880. Saat itu kerajaan Mataram Kuno dipimpin Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala. (Eko Susanto/detikcom)
Candi Asu ini berukuran 8,70 m x 8,70 m dan luas totalnya 15 m x 17 m. Ketinggian candi 6,5 meter dan rilief baik di sisi kanan, kiri dan belakang berupa bunga teratai.  (Eko Susanto/detikcom)
Candi Asu merupakan candi Hindu. Itu dibuktikan dengan keberadaan arca Nandi atau lembu yang biasa dinaiki Dewa Siwa. Menurut cerita, dulunya banyak anjing di sini. (Eko Susanto/detikcom)
Untuk wisatawan, kebanyakan wisatawan nusantara. Untuk turis mancanegara biasanya datang bersama guide. Kalau musim liburan sebulan bisa 200 pengunjung. Mereka asyik foto-foto di candi ini. (Eko Susanto/detikcom)