Cantiknya Bunga Sakura Bermekaran di Tengah Wabah Corona

Sejumlah warga tampak beraktivitas di salah satu kuil yang berada di kawasan Tokyo, saat bunga Sakura tengah bermekaran, Minggu (29/3/2020). AP Photo/Jae C. Hong.
Warga pun antusias mengabadikan momen bermekarannya bunga-bunga sakura tersebut. AP Photo/Kiichiro Sato.
Indahnya pemandangan bunga Sakura yang bermekaran di sejumlah wilayah di Jepang tersebut menjadi hiburan tersendiri bagi warga Jepang yang kini tengah berjibaku melawan penyebaran virus Corona. AP Photo/Jae C. Hong.
Seperti diketahui, Jepang jadi salah satu negara yang terdampak penyebaran virus Corona. AP Photo/Kiichiro Sato.
Sejauh ini Jepang diketahui memiliki 10 kluster wabah, dengan hampir 1.200 kasus COVID- 19 dan 43 kematian akibat virus corona yang sudah dikonfirmasi tanggal 24 Maret. Hanya beberapa lusin infeksi baru yang dilaporkan setiap hari. Angka infeksi baru ini seharusnya terus bertambah karena kepadatan penduduk di Jepang. AP Photo/Kiichiro Sato.
Menanggapi pandemi COVID-19, pemerintah Jepang akhirnya memutuskan menutup semua sekolah selama dua minggu, menjelang libur musim semi pada akhir Maret dan membatalkan semua acara publik. Tetapi toko-toko dan restoran masih tetap buka, hanya sedikit karyawan Jepang yang memutuskan untuk bekerja dari rumah. AP Photo/Jae C. Hong.
Rendahnya jumlah kasus COVID-19 yang dikonfirmasi oleh pemerintah Jepang, memicu kecurigaan bahwa pemerintah menutupi fakta yang sebenarnya. Meskipun memiliki kapasitas untuk melakukan 6.000 tes diagnostik per hari, Jepang hingga kini hanya menguji sekitar 14.000 sampel. Jumlah test tersebut 20 kali lebih rendah dari negara tetangga Korea Selatan, yang menglami dampak berat dari pandemi tersebut. AP Photo/Kiichiro Sato.
Para ahli di Kementerian Kesehatan berulang kali menolak kritik semacam itu, dengan mengatakan bahwa mereka mencari lonjakan kasus COVID-19 untuk mencegah penyebaran virus, daripada melakukan tes secara luas. Ketika wabah itu menyebar di sebuah sekolah dasar di pulau Hokkaido di utara Jepang misalnya, pihak berwenang menutup semua sekolah di Prefektur dan menyatakan keadaan darurat. Setelah tiga minggu, penyebaran virus telah dihentikan. AP Photo/Koji Sasahara.
Etika sapaan Jepang – membungkuk bukan jabat tangan atau ciuman di pipi juga berperan dalam memperlambat wabah, seperti halnya edukasi kebersihan yang diajarkan sejak usia dini. Penjualan masker wajah pun meroket saat virus mulai menyebar. Namun, pembelian masker telah dijatah, dan orang-orang rela antri walaupun toko belum dibuka. Meluasnya penggunaan masker wajah tak hanya memperlambat penyebaran COVID-19, hal ini juga mengurangi jumlah pasien flu dalam kurun waktu tujuh minggu sejak penyebaran virus corona. AP Photo/Kiichiro Sato.
Terlepas dari jarak sosial dan kebiasaan mencuci tangan, para ahli juga menyimpulkan bahwa masker wajah dapat memainkan peran penting dalam memperlambat penyebaran virus, dengan menunjuk pada tingkat infeksi yang rendah di Jepang. Mengingat keberhasilan ini, PM Jepang Shinzo Abe minggu lalu menahan diri dari menyatakan keadaan darurat nasional. Sejak itu, warga Jepang perlahan-lahan kembali melakukan aktivitas sehari-hari. Tempat les kembali beroperasi, namun anak-anak duduk terpisah di ruangan yang memiliki ventilasi udara yang baik. Taman hiburan juga telah dibuka kembali, tetapi orang yang sakit diminta untuk menjaga jarak. AP Photo/Jae C. Hong.