Kota Pertama di Eropa yang Mengenal Sistem Karantina

Inilah kota Dubrovnik di Kroasia. Dubrovnik adalah kota pertama di Eropa yang mengenal sistem karantina. Sistem karantina di Dubrovnik sudah dilakukan sejak tahun 1377. (Thinkstock)

Dubrovnik membangun sistem karantina untuk berlindung dari wabah Lepra. Di tahun tersebut, wabah Lepra jadi momok yang sangat menakutkan. (CNN Travel)

Otoritas zaman itu pun membangun kawasan Lazarettos of Dubrovnik. Isinya beberapa rumah batu dengan tembok di sekelilingnya. Tempat ini digunakan untuk menampung traveler yang datang dari daerah dengan penyakit Lepra. (iStock)

Mereka diwajibkan tinggal di Lazarettos selama 20 hari, dan dapat diperpanjang hingga 40 hari. Tindakan tersebut dinamanakan 'Quaranta' dalam bahasa Italia, kemudian berkembang jadi karantina seperti kita kenal sekarang. (Istimewa/igcruising.com)

Tujuan dari tindakan 'Quaranta' tersebut untuk memutus mata rantai penularan Lepra, sehingga orang yang sakit tidak menulari orang yang sehat. (Thinkstock)

Pembangunan komplek karantina Lazarettos of Dubrovnik disebut sebagai 'infestasi terbesar dalam bidang kesehatan masyarakat' di zaman itu. Karantina ternyata sangat efektif untuk mencegah penularan penyakit. (Thinkstock)

Sejak saat itu, Karantina mulai menyebar dan diterapkan di berbagai penjuru dunia. Kini, Lazarettos of Dubrovnik dikenal sebagai daerah tujuan wisata. (ELVIS BARUKCIC/AFP/AFP/Getty Images)

Banyak turis yang ke sini karena ada banyak kelab malam dan juga galeri seni. (Thinkstock)

Inilah kota Dubrovnik di Kroasia. Dubrovnik adalah kota pertama di Eropa yang mengenal sistem karantina. Sistem karantina di Dubrovnik sudah dilakukan sejak tahun 1377. (Thinkstock)
Dubrovnik membangun sistem karantina untuk berlindung dari wabah Lepra. Di tahun tersebut, wabah Lepra jadi momok yang sangat menakutkan. (CNN Travel)
Otoritas zaman itu pun membangun kawasan Lazarettos of Dubrovnik. Isinya beberapa rumah batu dengan tembok di sekelilingnya. Tempat ini digunakan untuk menampung traveler yang datang dari daerah dengan penyakit Lepra. (iStock)
Mereka diwajibkan tinggal di Lazarettos selama 20 hari, dan dapat diperpanjang hingga 40 hari. Tindakan tersebut dinamanakan Quaranta dalam bahasa Italia, kemudian berkembang jadi karantina seperti kita kenal sekarang. (Istimewa/igcruising.com)
Tujuan dari tindakan Quaranta tersebut untuk memutus mata rantai penularan Lepra, sehingga orang yang sakit tidak menulari orang yang sehat. (Thinkstock)
Pembangunan komplek karantina Lazarettos of Dubrovnik disebut sebagai infestasi terbesar dalam bidang kesehatan masyarakat di zaman itu. Karantina ternyata sangat efektif untuk mencegah penularan penyakit. (Thinkstock)
Sejak saat itu, Karantina mulai menyebar dan diterapkan di berbagai penjuru dunia. Kini, Lazarettos of Dubrovnik dikenal sebagai daerah tujuan wisata. (ELVIS BARUKCIC/AFP/AFP/Getty Images)
Banyak turis yang ke sini karena ada banyak kelab malam dan juga galeri seni. (Thinkstock)