Potret Aneka Gereja Bersejarah di Jakarta

GPIB Immanuel, gereja Kristen Protestan yang berlokasi tak jauh dari Pejambon di Jakarta Pusat. Dibangun tahun 1835, gereja yang memiliki kubah bergaya neo classic ini begitu populer di zaman Belanda dulu (Rifkianto Nugroho/detikcom)
Secara tampilan, GPIB Immanuel memang begitu megah dan tak ubahnya dengan bangunan seperti istana atau pusat pemerintahan. Saking megahnya, gereja ini sempat jadi lokasi syuting sejumlah film kenamaan seperti Warkop DKI dan Ayat-ayat Cinta (Rifkianto Nugroho/detikcom)
Bergeser ke Lapangan Banteng, ada Gereja Katedral Jakarta yang diresmikan tahun 1901. Punya gaya Neo-klasik bak gereja di Eropa, Katedral kerap menjadi simbol toleransi (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
Berdiri berdampingan dengan Masjid Istiqlal, traveler juga bisa menemukan sejumlah hal terkait toleransi di dalam Gereja Katedral. Misalnya saja simbol burung Garuda berukuran besar yang ada di dalamnya (Pradita Utama/detikcom)
Apabila Gereja Katedral Jakarta lekat dengan nuansa Eropa, maka Gereja Santa Maria de Fatima di Glodok sarat dengan nuansa Tionghoa. Dibangun di bekas rumah Kapitan Tionghoa, gereja ini jadi bentuk akulturasi antar kedua budaya (Shinta Angriyana/detikTravel)
Apabila melihat sekilas dari luar, gereja yang satu ini mungkin tak ubahnya dengan Kelenteng. Nuansa serba merah hingga sepasang patung liong juga menghiasi eksterior gereja ini (Shinta Angriyana/detikTravel)
Pindah ke kawasan Kota Tua, tepatnya di Jalan Pangeran Jayakarta, ada Gereja GPIB Sion atau yang dahulu disebut Gereja Portugis. Konon, gereja ini merupakan yang tertua di Jakarta dan Indonesia (Johanes Randy/detikcom)
Sejak berdiri dahulu sampai sekarang, Gereja GPIB Sion disebut masih sangat otentik. Fungsi awalnya sebagai rumah ibadah pun masih dilangsungkan hingga saat ini (Johanes Randy/detikcom)
Gereja Tugu di kawasan Semper, Jakarta Utara. Berlokasi di pemukiman Betawi Kristen, gereja ini juga menjadi bukti perjalanan panjang keturunan Portugis yang dibawa sebagai budak ke Jakarta (Melissa Bonauli/detikcom)
Gereja Tugu pun menjadi saksi dari akulturasi budaya para keturunan Portugis dengan warga Betawi setempat. Malah, warga Betawi setempat juga melindungi para keturunan Portugis dan menganggapnya sebagai saudara (Pradita Utama/detikcom)