Foto: Sisa Kejayaan Pabrik Gula Klaten yang Terlupakan

Menjulang setinggi sekitar 20 meter, inilah Pipa Buntung yang menjadi saksi bisu kejayaan Pabrik Gula Gondang Winangun di Klaten. Bangunan ini ternyata peninggalan Belanda. (Ahmad Syauqi/detikcom)

Salah seorang warga, Sodikin menyebut bangunan menyerupai pensil bekas itu dulunya merupakan cerobong asap PG Gondang Winangun. Kondisinya sekarang terbengkalai. (Ahmad Syauqi/detikcom)

Di bawah pipa itu, dulunya ada saluran terhubung ke pabrik. Kini hanya tinggal cerobong asap saja yang terlihat. (Ahmad Syauqi/detikcom)

Meskipun sudah ada di lokasi sejak lama, belum pernah ada warga yang berani masuk ke cerobong. Setelah Belanda pergi dan dikuasai Jepang, cerobong tidak digunakan. (Ahmad Syauqi/detikcom)

PG Gondang sendiri terletak di tepi Jalan Yogya-Solo. Bangunan pabrik yang didirikan NV Klatensche Cultuur maatschappi itu berangka tahun 1860. Wisatawan bisa naik kereta api ke sini. (Jetrani Reza Dias/d'Traveler)

Menjulang setinggi sekitar 20 meter, inilah Pipa Buntung yang menjadi saksi bisu kejayaan Pabrik Gula Gondang Winangun di Klaten. Bangunan ini ternyata peninggalan Belanda. (Ahmad Syauqi/detikcom)
Salah seorang warga, Sodikin menyebut bangunan menyerupai pensil bekas itu dulunya merupakan cerobong asap PG Gondang Winangun. Kondisinya sekarang terbengkalai. (Ahmad Syauqi/detikcom)
Di bawah pipa itu, dulunya ada saluran terhubung ke pabrik. Kini hanya tinggal cerobong asap saja yang terlihat. (Ahmad Syauqi/detikcom)
Meskipun sudah ada di lokasi sejak lama, belum pernah ada warga yang berani masuk ke cerobong. Setelah Belanda pergi dan dikuasai Jepang, cerobong tidak digunakan. (Ahmad Syauqi/detikcom)
PG Gondang sendiri terletak di tepi Jalan Yogya-Solo. Bangunan pabrik yang didirikan NV Klatensche Cultuur maatschappi itu berangka tahun 1860. Wisatawan bisa naik kereta api ke sini. (Jetrani Reza Dias/dTraveler)