Foto: Pesepeda Gaek yang Gowes Sepeda Keliling Jawa-Bali

Usia separuh abad tak mengendurkan semangat Subiyatno (56), pesepeda asal Temanggung. Dengan sepeda tua yang dibelinya seharga Rp 110 ribu, dia mengayuh jarak ribuan kilometer dengan jalur tanjakan dan turunan. (Whisnu Pradana/detikcom)

Subiyatno mengawali perjalanan dari Temanggung menuju Blora. Kemudian lanjut ke Purwodadi, Ngawi, Madiun, Ponorogo, Pacitan, Jogjakarta, Brebes, Cirebon, Indramayu, Subang, Sukabumi, Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, dan Cimahi. (Whisnu Pradana/detikcom)

Selama perjalanan, Subiyatno hanya membawa uang Rp 140 ribu. Dia juga membawa sejumlah pakaian yang disimpan di dalam tas yang diikat dengan karet ban di jok belakang sepedanya. (Whisnu Pradana/detikcom)

Untuk urusan istirahat, biasanya dia memilih pom bensin, kantor desa, kantor polisi, atau koramil. Selama meminta izin, ia belum pernah mendapatkan penolakan. (Whisnu Pradana/detikcom)

Selama perjalanan, Subiyatno mendapat banyak pengalaman. Seperti banyak orang baik yang menawarinya tumpangan lantaran tak tega melihat pria seusianya terus mengayuh sepeda di teriknya matahari. (Whisnu Pradana/detikcom)

"2017 lalu saya sudah pernah ke Madura sampai Bali selama 35 hari. Jadi mungkin karena sudah terbiasa gowes jauh, jadi ketagihan sampai sekarang. Keluarga juga engga pernah melarang," pungkas Subiyatno. (Whisnu Pradana/detikcom)

Usia separuh abad tak mengendurkan semangat Subiyatno (56), pesepeda asal Temanggung. Dengan sepeda tua yang dibelinya seharga Rp 110 ribu, dia mengayuh jarak ribuan kilometer dengan jalur tanjakan dan turunan. (Whisnu Pradana/detikcom)
Subiyatno mengawali perjalanan dari Temanggung menuju Blora. Kemudian lanjut ke Purwodadi, Ngawi, Madiun, Ponorogo, Pacitan, Jogjakarta, Brebes, Cirebon, Indramayu, Subang, Sukabumi, Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, dan Cimahi. (Whisnu Pradana/detikcom)
Selama perjalanan, Subiyatno hanya membawa uang Rp 140 ribu. Dia juga membawa sejumlah pakaian yang disimpan di dalam tas yang diikat dengan karet ban di jok belakang sepedanya. (Whisnu Pradana/detikcom)
Untuk urusan istirahat, biasanya dia memilih pom bensin, kantor desa, kantor polisi, atau koramil. Selama meminta izin, ia belum pernah mendapatkan penolakan. (Whisnu Pradana/detikcom)
Selama perjalanan, Subiyatno mendapat banyak pengalaman. Seperti banyak orang baik yang menawarinya tumpangan lantaran tak tega melihat pria seusianya terus mengayuh sepeda di teriknya matahari. (Whisnu Pradana/detikcom)
2017 lalu saya sudah pernah ke Madura sampai Bali selama 35 hari. Jadi mungkin karena sudah terbiasa gowes jauh, jadi ketagihan sampai sekarang. Keluarga juga engga pernah melarang, pungkas Subiyatno. (Whisnu Pradana/detikcom)