Puncak Baro-baro Maros, Mirip Ngarai Sianok

Puncak Baro-baro yang berada di kelurahan Kalabbirang, Kecamatan Bantimurung, Maros, Sulawesi Selatan layak Anda kunjungi. Pemandangannya mirip Ngarai Sianok di Bukittinggi.

Traveler yang berminat menikmati suasana pemandangan dari atas puncak ini, tak perlu khawatir dengan uang masuknya karena pengelola hanya mematok karcis sebesar Rp 5 ribu per orang termasuk biaya parkir.

Rute puncak Baro-baro cukup jauh dan melelahkan. Namun, semua akan terbayar jika sudah berada di puncak.

Untuk sampai ke puncak Baro-baro, traveler harus ekstra hati-hati karena jalan menuju ke puncaknya sangat terjal dengan kemiringan mencapai 45 derajat.

Sejak dibuka pada tahun 2018, puncak Baro-baro menjadi salah satu spot wisata alternatif bagi traveler. Pada saat hari libur, total pengunjungnya pun bisa mencapai ratusan orang, bahkan banyak di antara mereka yang bermalam dengan memasang tenda.

Pemandangan matahari terbenam atau sunset di puncak Baro-baro ini super ciamik.

Pesona pemandangan puncak Baro-baro ini memang menjadi salah satu tempat favorit traveler yang berburu spot foto untuk diunggah di media sosial.

Puncak Baro-baro Maros digagas oleh anak-anak muda desa setempat ini, juga menyuguhkan pemadangan khas gugusan karst yang eksotik dengan latar belakang gunung Bulusaraung serta hamparan persawahan.

Banyak pengunjung yang datang ke puncak Baro-baro ini setelah melihat dari media sosial. Sejauh ini, pihak pengelola masih terus melakukan pembenahan, utamanya akses jalan menuju puncak yang dinilai terlalu ekstrem, sehingga wisatawan bisa semakin ramai berkunjung ke sana.

Puncak Baro-baro yang berada di kelurahan Kalabbirang, Kecamatan Bantimurung, Maros, Sulawesi Selatan layak Anda kunjungi. Pemandangannya mirip Ngarai Sianok di Bukittinggi.
Traveler yang berminat menikmati suasana pemandangan dari atas puncak ini, tak perlu khawatir dengan uang masuknya karena pengelola hanya mematok karcis sebesar Rp 5 ribu per orang termasuk biaya parkir.
Rute puncak Baro-baro cukup jauh dan melelahkan. Namun, semua akan terbayar jika sudah berada di puncak.
Untuk sampai ke puncak Baro-baro, traveler harus ekstra hati-hati karena jalan menuju ke puncaknya sangat terjal dengan kemiringan mencapai 45 derajat.
Sejak dibuka pada tahun 2018, puncak Baro-baro menjadi salah satu spot wisata alternatif bagi traveler. Pada saat hari libur, total pengunjungnya pun bisa mencapai ratusan orang, bahkan banyak di antara mereka yang bermalam dengan memasang tenda.
Pemandangan matahari terbenam atau sunset di puncak Baro-baro ini super ciamik.
Pesona pemandangan puncak Baro-baro ini memang menjadi salah satu tempat favorit traveler yang berburu spot foto untuk diunggah di media sosial.
Puncak Baro-baro Maros digagas oleh anak-anak muda desa setempat ini, juga menyuguhkan pemadangan khas gugusan karst yang eksotik dengan latar belakang gunung Bulusaraung serta hamparan persawahan.
Banyak pengunjung yang datang ke puncak Baro-baro ini setelah melihat dari media sosial. Sejauh ini, pihak pengelola masih terus melakukan pembenahan, utamanya akses jalan menuju puncak yang dinilai terlalu ekstrem, sehingga wisatawan bisa semakin ramai berkunjung ke sana.