Potret Pramugari Garuda saat Melayani di Tengah Pandemi

Seorang pramugari bertugas dengan mengenakan masker saat menyapa penumpang yang berada di atas pesawat terbang tersebut.

Momen PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) sempat membuat para kru kabin Garuda Indonesia ini tak terbang beberapa waktu yang lalu.

Oleh karena itu, Kreativitas pun harus diputar untuk mencari pemasukan tambahan saat mereka tak bisa bekerja karena pandemi COVID-19 yang melanda dunia dan Indonesia pada khususnya.

Saat awal penerapan PSBB, dan industri penerbangan ikut terimbas mati suri, Grace Ratna Saputri, pramugari Garuda Indonesia yang aktif bertugas sejak tahun 2014 itu harus memutar otak guna bisa memenuhi kebutuhan hidupnya di luar jam terbang.

Nasib Grace di momen PSBB ini mungkin terbilang lebih beruntung. Karena maskipun dilanda kurangnya jam terbang, ia masih bisa dan dipercaya untuk tetap terbang meski tak sepadat jadwal biasanya sebelum pandemi. 

Begitu juga dengan Albert Sulaiman yang sejak awal pandemi, ia hampir tak mendapat sama sekali jadwal terbang lantaran pengetatan PSBB yang berimbas dengan berkurangnya jadwal penerbangan atau sama sekali tak ada penerbangan.

Meskipun kedua pramugari dan pramugara ini masih diberi kesempatan untuk terbang, mereka tetap harus menerapkan protokol kesehatan dengan baik dan benar, seperti mengenakan masker ini salah satunya.

Namun, saat penerbangan kembali dibuka secara perlahan, pramugari-pramugara ini mulai bisa sedikit bernafas lega meski aktivitasnya tak seperti sedia kala. Mereka tetap bersyukur di tengah bayang-bayang pengurangan atau pemutusan hubungan kerja seperti di industri penerbangan lain yang terimbas COVID-19 di berbagai penjuru dunia.

Pandemi corona memang berdampak pada hampir semua profesi, tak terkecuali dengan kru kabin pesawat maskapai Garuda Indonesia.

Meskipun demikian, dengan segala keterbatasan dan keadaan yang tengah dilanda Indonesia dan dunia, para kru kabin pesawat Garuda ini tak boleh berputus asa untuk terus mencoba dan berusaha melewati masa-masa sulit ini.

Seorang pramugari bertugas dengan mengenakan masker saat menyapa penumpang yang berada di atas pesawat terbang tersebut.
Momen PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) sempat membuat para kru kabin Garuda Indonesia ini tak terbang beberapa waktu yang lalu.
Oleh karena itu, Kreativitas pun harus diputar untuk mencari pemasukan tambahan saat mereka tak bisa bekerja karena pandemi COVID-19 yang melanda dunia dan Indonesia pada khususnya.
Saat awal penerapan PSBB, dan industri penerbangan ikut terimbas mati suri, Grace Ratna Saputri, pramugari Garuda Indonesia yang aktif bertugas sejak tahun 2014 itu harus memutar otak guna bisa memenuhi kebutuhan hidupnya di luar jam terbang.
Nasib Grace di momen PSBB ini mungkin terbilang lebih beruntung. Karena maskipun dilanda kurangnya jam terbang, ia masih bisa dan dipercaya untuk tetap terbang meski tak sepadat jadwal biasanya sebelum pandemi. 
Begitu juga dengan Albert Sulaiman yang sejak awal pandemi, ia hampir tak mendapat sama sekali jadwal terbang lantaran pengetatan PSBB yang berimbas dengan berkurangnya jadwal penerbangan atau sama sekali tak ada penerbangan.
Meskipun kedua pramugari dan pramugara ini masih diberi kesempatan untuk terbang, mereka tetap harus menerapkan protokol kesehatan dengan baik dan benar, seperti mengenakan masker ini salah satunya.
Namun, saat penerbangan kembali dibuka secara perlahan, pramugari-pramugara ini mulai bisa sedikit bernafas lega meski aktivitasnya tak seperti sedia kala. Mereka tetap bersyukur di tengah bayang-bayang pengurangan atau pemutusan hubungan kerja seperti di industri penerbangan lain yang terimbas COVID-19 di berbagai penjuru dunia.
Pandemi corona memang berdampak pada hampir semua profesi, tak terkecuali dengan kru kabin pesawat maskapai Garuda Indonesia.
Meskipun demikian, dengan segala keterbatasan dan keadaan yang tengah dilanda Indonesia dan dunia, para kru kabin pesawat Garuda ini tak boleh berputus asa untuk terus mencoba dan berusaha melewati masa-masa sulit ini.