Mengenal Perempuan Pawang Harimau

Namanya Afri, dia sudah hampir dua tahun menjadi keeper harimau di Taman Safari Bogor. (Rafida Fauzia/detikcom)


Untuk bisa menjadi seorang keeper, Afri dan rekan-rekannya juga melwwati masa pelatihan selama 3 bulan. Mereka diajari sadar-dasar tentang satwa, karakter, cara menghadapi satwa saat mereka marah dan juga bagaimana cara melakukan pendekatan. (Rafida Fauzia/detikcom)


Afri pun menceritakan bahwa menjadi seorang keeper harimau menjadi kebanggan tersendiri bagi dirinya. Karena jarang perempuan menjadi keeper hewan buas. (Rafida Fauzia/detikcom)


Walau sudah hampir dua tahun bersama harimau, bukan berarti Afri tidak punya ketakutan berinteraksi dengan hewan buas ini. (Rafida Fauzia/detikcom)


"Kalau perkara pernah digigit, tentu pernah. Kan mereka saat bermain dengan sesamanya saling gigit dan cakar kan, nah mereka juga melakukan hal itu ke kita. Kalau ke kita tentu kita terluka ya kena gigitan dan cakar mereka. Tapi bukan gigitan atau cakar yang menyerang atau menerkam," cerita Afri. (Rafida Fauzia/detikcom)

Namanya Afri, dia sudah hampir dua tahun menjadi keeper harimau di Taman Safari Bogor. (Rafida Fauzia/detikcom)
Untuk bisa menjadi seorang keeper, Afri dan rekan-rekannya juga melwwati masa pelatihan selama 3 bulan. Mereka diajari sadar-dasar tentang satwa, karakter, cara menghadapi satwa saat mereka marah dan juga bagaimana cara melakukan pendekatan. (Rafida Fauzia/detikcom)
Afri pun menceritakan bahwa menjadi seorang keeper harimau menjadi kebanggan tersendiri bagi dirinya. Karena jarang perempuan menjadi keeper hewan buas. (Rafida Fauzia/detikcom)
Walau sudah hampir dua tahun bersama harimau, bukan berarti Afri tidak punya ketakutan berinteraksi dengan hewan buas ini. (Rafida Fauzia/detikcom)
Kalau perkara pernah digigit, tentu pernah. Kan mereka saat bermain dengan sesamanya saling gigit dan cakar kan, nah mereka juga melakukan hal itu ke kita. Kalau ke kita tentu kita terluka ya kena gigitan dan cakar mereka. Tapi bukan gigitan atau cakar yang menyerang atau menerkam, cerita Afri. (Rafida Fauzia/detikcom)