Pramugari di pesawat Fokker. Pramugari dan petugas lainnya yang berasal dari salah satu sekolah penerbangan di Kabupaten Kuningan. Pesawat yang diproduksi tahun 1986 di Belanda ini sengaja dihadirkan di area wisata J&J Kuningan sebagai sarana edukasi bagi calon jemaah haji maupun umroh serta bagi anak-anak.
Pemilik wisata J&J Kuningan Kiki Al-Farizi (50) menjelaskan ide awal mendatangkan pesawat itu sebagai sarana edukasi ialah karena tidak semua calon jamaah haji maupun umroh mempunyai pengalaman naik pesawat.
Kita bikin edukasi dengan mendatangkan pesawat, karena tidak semua jamaah pernah naik pesawat. Kalaupun udah pernah naik pesawat pasti tidak bisa foto didalam kokpit. Kata pemilik wisata J&J Kuningan Kiki Al-Farizi (50)
Para pramugari itu nantinya akan memeragakan cara menggunakan sabuk pengaman, cara tayamum hingga cara sholat didalam pesawat. Selain itu para calon jamaah haji maupun umroh juga akan diberi tahu langkah-langkah saat memasuki bandara.
Di dalam pesawat edukasinya ada safety demo dan untuk jamaah diberi tahu cara sholat didalam pesawat dan tayamum. Kemudian sebelum masuk pesawat akan diarahkan langkah-langkah boarding pass dan yang lainnya mirip di bandara sungguhan.
Keberadaan pesawat yang dijadikan sarana edukasi ini disambut baik oleh banyak pihak. Untuk harga tiket masuk ke wisata J&J ini juga tergolong sangat murah. Setiap pengunjung hanya perlu membayar Rp 8 ribu. Selain pesawat Fokker 100, di wisata J&J ini juga terdapat helikopter dan beberapa satwa seperti ular dan burung.