Potret Tradisi Merlawu Ciamis, Doa dan Makan Bareng di Makam Leluhur

Setiap tahun digelar tradisi Merlawu di Situs Kabuyutan Gandoang, Ciamis. Tradisi ini untuk mendoakan leluhur yang telah berjasa bagi masyarakat desa Wanasigra.

Meski sedang dalam masa pandemi COVID-19 kegiatan tetap digelar, panitia telah menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Setiap warga yang datang harus memakai masker.

Ratusan warga Desa Wanasigra, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, mengikuti tradisi Merlawu pada Jumat (6/11) kemarin. Tradisi Merlawu ini memang digelar setiap setahun sekali.

Tradisi Merlawu digelar setiap bulan Rabiul awal atau Mulud, pada hari Kamis dan Jumat.  Di Situs Gandoang terdapat makam sesepuh yakni Syekh Padamatan atau Syekh Padamatang yang sangat berjasa bagi Desa Wanasigra.

Prosesi Tradisi Merlawu ini diawali dengan Ngarangki atau mengganti pagar makam Syekh Padamatan. Kemudian siangnya dilaksanakan Nyiraman benda pusaka peninggalan zaman dulu di Bumi Pakuncen.

Ada yang unik dalam kegiatan ini, yang mana masyarakat tidak boleh memakai alas kaki saat memasuki area makam. Hal ini sebagai bentuk penghormatan, sekaligus menjaga agar area tersebut tetap bersih dan terjaga.

Kegiatan diakhiri dengan makan bersama di luar area Situs. Makanan tersebut berasal dari perbekalan warga yang dikumpulkan kemudian dibagi secara bersama-sama.

"Kegiatan ini sebagai bentuk rasa syukur kami atas nikmat dan hasil bumi yang melimpah yang telah diberikan. Sekaligus berterimakasih kepada sesepuh kami yang telah berjasa pada masa lalu," ujar Kepala Desa Wanasigra, Yudi Wahyudi.

Setiap tahun digelar tradisi Merlawu di Situs Kabuyutan Gandoang, Ciamis. Tradisi ini untuk mendoakan leluhur yang telah berjasa bagi masyarakat desa Wanasigra.
Meski sedang dalam masa pandemi COVID-19 kegiatan tetap digelar, panitia telah menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Setiap warga yang datang harus memakai masker.
Ratusan warga Desa Wanasigra, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, mengikuti tradisi Merlawu pada Jumat (6/11) kemarin. Tradisi Merlawu ini memang digelar setiap setahun sekali.
Tradisi Merlawu digelar setiap bulan Rabiul awal atau Mulud, pada hari Kamis dan Jumat.  Di Situs Gandoang terdapat makam sesepuh yakni Syekh Padamatan atau Syekh Padamatang yang sangat berjasa bagi Desa Wanasigra.
Prosesi Tradisi Merlawu ini diawali dengan Ngarangki atau mengganti pagar makam Syekh Padamatan. Kemudian siangnya dilaksanakan Nyiraman benda pusaka peninggalan zaman dulu di Bumi Pakuncen.
Ada yang unik dalam kegiatan ini, yang mana masyarakat tidak boleh memakai alas kaki saat memasuki area makam. Hal ini sebagai bentuk penghormatan, sekaligus menjaga agar area tersebut tetap bersih dan terjaga.
Kegiatan diakhiri dengan makan bersama di luar area Situs. Makanan tersebut berasal dari perbekalan warga yang dikumpulkan kemudian dibagi secara bersama-sama.
Kegiatan ini sebagai bentuk rasa syukur kami atas nikmat dan hasil bumi yang melimpah yang telah diberikan. Sekaligus berterimakasih kepada sesepuh kami yang telah berjasa pada masa lalu, ujar Kepala Desa Wanasigra, Yudi Wahyudi.