Tradisi Nyangku Ciamis di Tengah Pulau Situ Panjalu

Prosesi Tradisi Nyangku diawali dengan mengarak benda pusaka dari Museum Bumi Alit, diiringi dengan tabuhan Gembyung (alat musik tabuh). Benda pusaka dibawa dengan cara dipangku dan ditutup menggunakan kain. 
Setelah sampai di Situ Panjalu, rombongan kemudian naik perahu membawa sejumlah benda pusaka itu ke pulau di tengah Situ Panjalu yang biasa disebut Nusa Gede. Perbedaannya, setelah berdoa di Nusa Gede, pusaka dibawa kembali untuk dibersihkan di pusat Taman Borosngora. 
Namun dalam masa pandemi COVID-19 ini, mencuci benda pusaka tersebut dilaksanakan langsung di Nusa Gede.  Tujuannya untuk membatasi peserta yang mengikuti Tradisi yang biasa digelar setiap bulan Rabiul Awal (Maulud) pada hari Senin atau Kamis. 
Tahun-tahun sebelumnya, Upacara Adat Nyangku Panjalu ini merupakan pesta rakyat. Rangkaian kemeriahan biasa dilaksanakan sejak seminggu sebelum acara puncak. Mulai dari pasar malam hingga penampilan kesenian dan kebudayaan khas Panjalu dan Ciamis. 
Sekadar diketahui Raja Panjalu Prabu Borosongora merupakan pemimpin yang berjasa dalam menyebarluaskan Islam di Panjalu dan sekitarnya. 
Pj Sekda Ciamis Toto Marwoto mengatakan Ciamis memiliki budaya yang sudah tercatat sebagai warisan budaya tak benda (WBTB). Salah satunya adalah Nyangku ini. 
Toto menjelaskan Nyangku kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya akibat Pandemi COVID-19. Panitia membatasi peserta dan menerapkan protokol kesehatan 3M. 
Prosesi Tradisi Nyangku diawali dengan mengarak benda pusaka dari Museum Bumi Alit, diiringi dengan tabuhan Gembyung (alat musik tabuh). Benda pusaka dibawa dengan cara dipangku dan ditutup menggunakan kain. 
Setelah sampai di Situ Panjalu, rombongan kemudian naik perahu membawa sejumlah benda pusaka itu ke pulau di tengah Situ Panjalu yang biasa disebut Nusa Gede. Perbedaannya, setelah berdoa di Nusa Gede, pusaka dibawa kembali untuk dibersihkan di pusat Taman Borosngora. 
Namun dalam masa pandemi COVID-19 ini, mencuci benda pusaka tersebut dilaksanakan langsung di Nusa Gede.  Tujuannya untuk membatasi peserta yang mengikuti Tradisi yang biasa digelar setiap bulan Rabiul Awal (Maulud) pada hari Senin atau Kamis. 
Tahun-tahun sebelumnya, Upacara Adat Nyangku Panjalu ini merupakan pesta rakyat. Rangkaian kemeriahan biasa dilaksanakan sejak seminggu sebelum acara puncak. Mulai dari pasar malam hingga penampilan kesenian dan kebudayaan khas Panjalu dan Ciamis. 
Sekadar diketahui Raja Panjalu Prabu Borosongora merupakan pemimpin yang berjasa dalam menyebarluaskan Islam di Panjalu dan sekitarnya. 
Pj Sekda Ciamis Toto Marwoto mengatakan Ciamis memiliki budaya yang sudah tercatat sebagai warisan budaya tak benda (WBTB). Salah satunya adalah Nyangku ini. 
Toto menjelaskan Nyangku kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya akibat Pandemi COVID-19. Panitia membatasi peserta dan menerapkan protokol kesehatan 3M.