Inilah Bukit Yomokho yang berada di tepi Danau Sentani. Tepatnya di Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua. Bukit Yomokho ini berbentuk memanjang. Permukaannya ditumbuhi oleh rumput ilalang. (Hari Suroto/Istimewa)

Dalam bahasa setempat, Yomokho memiliki arti khusus, yaitu kampung yang berdiri di atas bukit. Yo dalam bahasa Sentani adalah kampung, mokho adalah bukit. Pada masa prasejarah, bukit ini dihuni oleh nenek moyang masyarakat Pulau Asei.  (Hari Suroto/Istimewa)

Bukit Yomokho memiliki pemandangan yang Instagramable, terutama saat panorama sunset datang, dengan latar belakang Danau Sentani yang memukau dari ketinggian. (Hari Suroto/Istimewa)

Pesona sunset Bukit Yomokho justru lebih dikenal di kalangan generasi milenial. Bule-bule yang tinggal di Sentani pun banyak yang berkunjung ke bukit ini hanya untuk menikmati momen sunset di tepi Danau Sentani. (Hari Suroto/Istimewa)

Di masa lalu, manusia prasejarah memilih Bukit Yomokho sebagai perkampungan bukan karena sunsetnya yang indah, tetapi karena lokasinya dekat dengan danau. Danau berfungsi sebagai sumber air bersih, sekaligus sumber protein untuk berburu ikan. (Hari Suroto/Istimewa)

Selain itu, alasan keamanan juga dipilih untuk menjadi pertimbangan mengapa Bukit Yomokho dipilih sebagai tempat hunian. Manusia prasejarah memilih lokasi yang tinggi sebagai pemukiman, untuk memantau musuh. (Hari Suroto/Istimewa)

Manusia prasejarah diketahui hidup dan pernah tinggal di Bukit Yomokho pada masa 2.590 tahun yang lalu. Tim arkeolog berhasil menemukan beberapa buktinya. (Hari Suroto/Istimewa)

Penelitian arkeologi di bukit ini berhasil menemukan pecahan gerabah, tengkorak manusia, tulang manusia, tulang binatang dan sisa sampah makanan berupa cangkang siput danau dan kerang laut. (Hari Suroto/Istimewa)