Noken adalah tradisional khas Papua berbahan serat kulit kayu atau bahan alami lainnya, fungsi noken tergantung ukuran. Noken berukuran besar untuk membawa hasil kebun, menggendong bayi atau membawa anak babi. Noken berukuran sedang berfungsi untuk membawa buku. Noken berukuran kecil untuk menyimpan ponsel. Foto: (Afif Farhan/detikcom)
Presiden Jokowi saat berkunjung ke Papua beberapa waktu lalu mengenakan noken. Noken dipakai dengan mengaitkan tali noken di kepala atau diselempangkan di badan. Terdapat banyak jenis noken di Papua. Masing-masing suku memiliki ciri khas noken tersendiri dengan nama sesuai bahasa daerah masing-masing. Foto: (Youtube/ Sekretariat Presiden)
Noken ini disebut juga sebagai noken emas, kenapa bisa begitu? Karena memang warnanya kekuningan seperti emas, harganya juga selangit. Harga satu buah noken anggrek Rp 4 juta hingga Rp 10 juta lebih. Dalam foto terlihat Titus Pekey penggagas noken sebagai warisan budaya UNESCO sedang berdiskusi dengan HariSuroto tentang noken emas anggrek. Foto: Hari Suroto
Noken anggrek ini walaupun mahal seperti emas, tetapi sangat kuat dan tidak mudah robek, mampu bertahan lama karena dalam proses pembuatannya sangat rumit dan membutuhkan waktu sekitar tiga bulan. Foto: Hari Suroto
Untuk mendapatkan anggrek emas sebagai bahan noken harus dilakukan dengan masuk ke dalam hutan yang jauh dari pemukiman. Bagi traveler yang ingin mengkoleksi noken emas ini, harus siap-siap uang minimal Rp 4 juta. Sangat disarankan untuk tidak menawar, hal ini sebagai bentuk apresiasi pada pembuat noken, karena untuk mendapatkan bahannya sendiri sangat susah, proses pembuatannya rumit dan membutuhkan waktu berbulan-bulan. Foto: Hari Suroto