Melihat Lebih Dekat Kelenteng Tertua di Pulau Perbatasan Rupat

Penampakan Kelenteng Cin Buk Kiong yang berada di kawasan Desa Titi Akar, Rupat Utara, Bengkalis, Riau.

Kelenteng Cin Buk Kiong diketahui sudah berdiri 123 tahun yang lalu. Kelenteng ini pun disebut sebagai kelenteng tertua di salah satu pulau terluar Indonesia tersebut.

Kelenteng Cin Buk Kiong berarti “semangat giat bekerja”. Lokasinya sekitar 200 m sebelah selatan Kantor Kepala Desa Titi Akar, Kecamatan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.

Kelenteng ini berada di tepi Selat Morong dan disekitarnya merupakan permukiman penduduk. Kelenteng ini diperuntukkan bagi aliran Kong Hu Cu. Bangunan kelenteng merupakan bangunan lama yang sebagian sudah mengalami renovasi.

Diketahui, kelenteng ini menempati areal berukuran 19 m x 15,6 m. Bangunan kelenteng ini didominasi dengan warna merah dan menghadap ke arah barat.

Di bagian depan terdapat tempat pembakaran kertas berbentuk segi enam. Berhadapan dengan pintu masuk terdapat tembok yang dihiasi dengan relief qilin (hewan berbadan rusa, berekor sapi dan bersisik). Hewan lain yang dijadikan sebagai hiasan adalah Siam Si (hewan api bentuknya seperti kodok berkaki tiga). Kemudian juga terdapat gambar naga yang melambangkan langit (yang) dan cendrawasih sebagai lambang bumi (yin). Dalam kelenteng tersebut terdapat dewa-dewa yang dipercaya oleh suku Tionghoa.

Unsur-unsur arsitektur bangunan ditujukan untuk memberikan nuansa religi bagi kegiatan-kegiatan tertentu yang dilakukan di tempat tersebut.

Di bagian dalam terdapat pilar-pilar untuk menopang bagian atap. Pilar-pilar tersebut memiliki arti tersendiri jika dikaitkan dengan arsitektur China. Biasanya pilar-pilarnya terdiri dari 5 jenis yaitu tiang bagian atap, tiang emas, tiang dalam, tiang pusat, dan tiang pendek.  

Pada beberapa kelompok masyarakat tertentu, ornamen dapat menjadi sarana untuk mengkomunikasikan konsep, ajaran dan falsafah dalam kehidupan masyarakat tersebut.

Sebagai salah satu bangunan sejarah di pulau Rupat, Kelenteng Cin Buk Kiong tak hanya dikunjungi oleh umat Tionghoa di kawasan tersebut. Tak jarang warga lain dan para pelancong juga mengunjungi kelenteng itu.

Penampakan Kelenteng Cin Buk Kiong yang berada di kawasan Desa Titi Akar, Rupat Utara, Bengkalis, Riau.
Kelenteng Cin Buk Kiong diketahui sudah berdiri 123 tahun yang lalu. Kelenteng ini pun disebut sebagai kelenteng tertua di salah satu pulau terluar Indonesia tersebut.
Kelenteng Cin Buk Kiong berarti “semangat giat bekerja”. Lokasinya sekitar 200 m sebelah selatan Kantor Kepala Desa Titi Akar, Kecamatan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.
Kelenteng ini berada di tepi Selat Morong dan disekitarnya merupakan permukiman penduduk. Kelenteng ini diperuntukkan bagi aliran Kong Hu Cu. Bangunan kelenteng merupakan bangunan lama yang sebagian sudah mengalami renovasi.
Diketahui, kelenteng ini menempati areal berukuran 19 m x 15,6 m. Bangunan kelenteng ini didominasi dengan warna merah dan menghadap ke arah barat.
Di bagian depan terdapat tempat pembakaran kertas berbentuk segi enam. Berhadapan dengan pintu masuk terdapat tembok yang dihiasi dengan relief qilin (hewan berbadan rusa, berekor sapi dan bersisik). Hewan lain yang dijadikan sebagai hiasan adalah Siam Si (hewan api bentuknya seperti kodok berkaki tiga). Kemudian juga terdapat gambar naga yang melambangkan langit (yang) dan cendrawasih sebagai lambang bumi (yin). Dalam kelenteng tersebut terdapat dewa-dewa yang dipercaya oleh suku Tionghoa.
Unsur-unsur arsitektur bangunan ditujukan untuk memberikan nuansa religi bagi kegiatan-kegiatan tertentu yang dilakukan di tempat tersebut.
Di bagian dalam terdapat pilar-pilar untuk menopang bagian atap. Pilar-pilar tersebut memiliki arti tersendiri jika dikaitkan dengan arsitektur China. Biasanya pilar-pilarnya terdiri dari 5 jenis yaitu tiang bagian atap, tiang emas, tiang dalam, tiang pusat, dan tiang pendek.  
Pada beberapa kelompok masyarakat tertentu, ornamen dapat menjadi sarana untuk mengkomunikasikan konsep, ajaran dan falsafah dalam kehidupan masyarakat tersebut.
Sebagai salah satu bangunan sejarah di pulau Rupat, Kelenteng Cin Buk Kiong tak hanya dikunjungi oleh umat Tionghoa di kawasan tersebut. Tak jarang warga lain dan para pelancong juga mengunjungi kelenteng itu.