Potret Lebih Dekat dengan 'Big Ben' Indonesia di Bukittinggi

Jam Gadang begitu melekat sebagai salah satu ikoniknya pariwisata di Sumatera Barat. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Sejarahnya Jam Gadang merupakan hadiah dari Ratu Belanda untuk Rook Maker, sekretaris atau controleur Fort de Kock pada masa Hindia Belanda. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Menara setinggi 26 meter ini selesai dibangun pada tahun 1926. (Okta Marfianto/detikTravel)
Arsitek dari Jam Gadang bernama Jazid Radjo Mangkuto. Dia membangun Jam Gadang tanpa rangka besi dan semen, melainkan dengan campuran putih telur, pasir putih, dan kapur. (Syanti/detikTravel))
Hal unik pada Jam Gadang adalah penulisan angka 4 pada jam tidak menggunakan 'IV' melainkan "IIII'. ( Johanes Randy)
Fakta unik dari Jam Gadang adalah disebut ada kemiripan dengan Big Ben di Inggris. Juga mesin jam yang bernama Brixlion juga dibuat oleh orang yang sama, yakni Bernard Vortmann. Saat ini, mesin jam itu hanya ada dua di dunia, di Jam Gadang dan Big Ben. ( Johanes Randy)