Museum Sisa Hartaku, Bukti Ganasnya Letusan Merapi

Pengunjung mengamati benda-benda sisa letusan Gunung Merapi di Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Selasa (15/12/2020).
Museum yang menyimpan benda-benda letusan Merapi tahun 2010 tersebut masih ramai dikunjungi oleh wisatawan, baik di hari libur maupun hari biasa.
Museum Merapi ini berada di sekitar 7 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Pada Jumat 5 November 2010, tepatnya pukul 12 lebih 5 menit 40 detik, terekam pada sebuah jam dinding di Museum Sisa Hartaku yang mengabadikan saat awan panas menghancurkan kawasan ini.
Lokasinya berada di Dusun Petung, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Jam dinding tersebut ditemukan dalam posisi terbalik di bawah lapisan pasir Merapi di rumah kediaman Ibu Watinem dan keluarga yang juga dijadikan sebagai sanggar seni.
Di dalam rumah tersebut tersimpan sejumlah koleksi yang cukup lengkap. mulai dari bekas botol, dokumen - dokumen, peralatan rumah tangga, uang logam, komputer, televisi yang sudah meleleh serta pakaian - pakaian yang sudah hangus sebagian.
Di bagian depan museum juga terpampang motor dan sepeda yang hangus terkena awan panas dan terdapat kerangka sapi yang terkena awan panas. Namun atas kebesaran Alloh swt, beberapa mushab Al Quran dan buku tafsir masih terlihat utuh dan bisa terbaca.
Secara geologi, Yogyakarta termasuk dalam jalur Ring Of Fire. Di mana merupakan pertemuan lempeng Eurasia dan Indo-Australia. Dampaknya adalah tingginya aktifitas tektonisme dan vulkanisme di daerah tersebut.
Pada Oktober 2010, intensitas erupsi Merapi meningkat lebih eksplosif dengan beberapa kali. Menyemburkan awan panas secara vertikal setinggi 7 km. Pada letusan 2010 itu, awan panasnya menjangkau daerah yang jauh hingga 17 km dari kawah Merapi.
Abu jatuhannya dijumpai hingga Tangerang (di barat) dan Bali (di timur). Laharnya menjangkau lebih dari 20 km ke sisi barat dan selatan.