Kertas Daluang, Bernilai Tinggi dan Kaya Sejarah

Kertas yang miliki nilai sejarah di Indonesia, Daluang. Namun kini sudah sulit ditemukan.  

Padahal, di negara tetangga kertas washi dijadikan sebagai buah tangan khas Jepang, Di Mesir juga, Papyrus menjadi warisan yang eksklusif.  Namun di Indonesua Daluang nyaris dilupakan. 

Para pengkriyanya yang hanya bisa dihitung dengan jari berusaha mempertahankan warisan budaya tersebut. Dahulu, sebelum ada kertas industri, daluang lah yang dipakai untuk menulis. 

Salah satu pengkriya kertas daluang di Bandung, Ahmad Mufid Sururi menyayangkan kondisi kertas daluang yang nyaris punah.

Padahal kertas Washi mudah ditemukan di Jepang, begitu pula kertas Hanji dari Korea yang sangat diminati wisatawan. 

Pada tahun 2014, kertas daluang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kemendikbud pada 2014 lalu. Akan tetapi mufid mengaku tak ada perubahan apapun. 

Mufid juga membuat prototipe karya seni lain seperti tas, canvas sederhana dari kulit pohon saeh hingga alat musik. Dia  juga sempat mendemonstrasikan permainan wayang beber yang menggunakan kertas Daluang. 

Mufid berharap, pemangku kebijakan bisa memperhatikan warisan budaya ini. Dia pun mengaku tak menemui pembelajaran tentang daluang di sekolah maupun di fakultas seni.

Dalam sejarah, daluang erat kaitannya dengan desain grafis, gambar, lukis, sablon, percetakan dan lainnya. Kertas daluang juga bisa dimanfaarkan sebagai oleh-oleh.

Dia telah melakukan berbagai pameran sebagai sosialisasi kertas daluang. Mulai dari kalangan pesantren, seniman dalam negeri hingga luar negeri. Mufid juga pernah menjadi mentor dalam workship kertas daluang pada 2013.

Kertas yang miliki nilai sejarah di Indonesia, Daluang. Namun kini sudah sulit ditemukan.  
Padahal, di negara tetangga kertas washi dijadikan sebagai buah tangan khas Jepang, Di Mesir juga, Papyrus menjadi warisan yang eksklusif.  Namun di Indonesua Daluang nyaris dilupakan. 
Para pengkriyanya yang hanya bisa dihitung dengan jari berusaha mempertahankan warisan budaya tersebut. Dahulu, sebelum ada kertas industri, daluang lah yang dipakai untuk menulis. 
Salah satu pengkriya kertas daluang di Bandung, Ahmad Mufid Sururi menyayangkan kondisi kertas daluang yang nyaris punah.
Padahal kertas Washi mudah ditemukan di Jepang, begitu pula kertas Hanji dari Korea yang sangat diminati wisatawan. 
Pada tahun 2014, kertas daluang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kemendikbud pada 2014 lalu. Akan tetapi mufid mengaku tak ada perubahan apapun. 
Mufid juga membuat prototipe karya seni lain seperti tas, canvas sederhana dari kulit pohon saeh hingga alat musik. Dia  juga sempat mendemonstrasikan permainan wayang beber yang menggunakan kertas Daluang. 
Mufid berharap, pemangku kebijakan bisa memperhatikan warisan budaya ini. Dia pun mengaku tak menemui pembelajaran tentang daluang di sekolah maupun di fakultas seni.
Dalam sejarah, daluang erat kaitannya dengan desain grafis, gambar, lukis, sablon, percetakan dan lainnya. Kertas daluang juga bisa dimanfaarkan sebagai oleh-oleh.
Dia telah melakukan berbagai pameran sebagai sosialisasi kertas daluang. Mulai dari kalangan pesantren, seniman dalam negeri hingga luar negeri. Mufid juga pernah menjadi mentor dalam workship kertas daluang pada 2013.