Potret 'Emas Hijau' di Bandung, Teh Bersejarah Berusia Ratusan Tahun

Perkebunan teh Gambung yang berlokasi di Pasirjambu, Kabupaten Bandung, diketahui telah berusia ratusan tahun.

R.E. Kerkhoven mewariskan sekitar 600 hektare kebun teh yang terhampar luas di setiap sudut perbukitan teh. Teh yang disebut juga sebagai 'Emas Hijau' mulai ditanam sejak 1873. Usia perkebunan ini hampir satu setengah abad lebih.

Setiap hamparan perkebunan teh terbagi atas beberapa blok. Salah satunya blok tertua yang ditanami teh sejak 1901 silam. Kini, satu dari ribuan teh dari blok 1901 itu dipindahkan ke dalam sebuah pot dan disimpan di PPTK Gambung.

Pemindahan tersebut dilakukan dengan maksud untuk memberikan pengetahuan sejarah kepada masyarakat. Salah satunya dalam bentuk menumen teh yang disimpan dalam pot.

Sebuah pot beton berukuran panjang dan lebar satu meter dengan tinggi 50 centimeter itu kini mewadahi pohon teh yang berusia lebih dari satu abad. Sejak November 2020, peneliti di PPTK Gambung mencoba memindahkan pohon yang asalnya menyatu dengan tanah, kini disimpan layaknya tanaman hias.

Pohon teh itu memiliki batang teh yang unik layaknya bonsai, nampak kokoh dan tidak rapuh termakan usia. Kini, batang pohonya berdiameter sekitar satu meter. Sudah hampir dua bulan, sejumlah daun teh pun mulai tumbuh. Diketahui, pohon itu merupakan pohon yang ditanam langsung dari biji atau seedling. Yang mana memiliki kelebihan, yakni kuat apabila terserang hama karena termasuk sebagai penyangga genetik. Istimewanya lagi, pohon tersebut merupakan teh yang ditanam langsung oleh Kerkhoven yang menjadi tokoh berpengaruh di dunia industri teh selain K.A.R. Bosscha. Pohon teh itu jenis Asamika, yang banyak tumbuh di Srilanka.

Perkebunan teh Gambung yang berlokasi di Pasirjambu, Kabupaten Bandung, diketahui telah berusia ratusan tahun.
R.E. Kerkhoven mewariskan sekitar 600 hektare kebun teh yang terhampar luas di setiap sudut perbukitan teh. Teh yang disebut juga sebagai Emas Hijau mulai ditanam sejak 1873. Usia perkebunan ini hampir satu setengah abad lebih.
Setiap hamparan perkebunan teh terbagi atas beberapa blok. Salah satunya blok tertua yang ditanami teh sejak 1901 silam. Kini, satu dari ribuan teh dari blok 1901 itu dipindahkan ke dalam sebuah pot dan disimpan di PPTK Gambung.
Pemindahan tersebut dilakukan dengan maksud untuk memberikan pengetahuan sejarah kepada masyarakat. Salah satunya dalam bentuk menumen teh yang disimpan dalam pot.
Sebuah pot beton berukuran panjang dan lebar satu meter dengan tinggi 50 centimeter itu kini mewadahi pohon teh yang berusia lebih dari satu abad. Sejak November 2020, peneliti di PPTK Gambung mencoba memindahkan pohon yang asalnya menyatu dengan tanah, kini disimpan layaknya tanaman hias.
Pohon teh itu memiliki batang teh yang unik layaknya bonsai, nampak kokoh dan tidak rapuh termakan usia. Kini, batang pohonya berdiameter sekitar satu meter. Sudah hampir dua bulan, sejumlah daun teh pun mulai tumbuh. Diketahui, pohon itu merupakan pohon yang ditanam langsung dari biji atau seedling. Yang mana memiliki kelebihan, yakni kuat apabila terserang hama karena termasuk sebagai penyangga genetik. Istimewanya lagi, pohon tersebut merupakan teh yang ditanam langsung oleh Kerkhoven yang menjadi tokoh berpengaruh di dunia industri teh selain K.A.R. Bosscha. Pohon teh itu jenis Asamika, yang banyak tumbuh di Srilanka.