Indahnya Keberagaman di Salah Satu Klenteng Tertua Ibu Kota

Seorang warga beraktivitas di kawasan Vihara Bahtera Bakti atau Klenteng Da Bo Gong, Jakarta, Jumat (29/1/2021).

Salah satu klenteng tertua di Jakarta itu berada di kawasan Ancol, Jakarta Utara.



Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, sejumlah warga tampak beraktivitas di kawasan klenteng tersebut.

Seperti diketahui, di saat perayaan Tahun Baru Imlek, tak sedikit warga yang datang klenteng untuk berdoa, baik seorang diri maupun bersama keluarga dan kerabat.

Di hari biasa, tak sedikit pula warga datang ke klenteng tersebut untuk berdoa. Sementara beberapa warga lainnya datang untuk membersihkan area di kawasan Kelenteng.

Dibangun sekitar abad ke-17 dan awal abad ke-18, bangunan Klenteng Da Bo Gong didominasi dengan warna merah dan warna-warna cerah lainnya seperti kuning, hijau, dan biru.

Selain itu, bangunan ini kaya akan ornamen hias, yaitu berupa patung naga dan hewan lainnya maupun lukisan dinding yang menyemarakkan suasana klenteng.

Nama Da Bo Gong yang digunakan klenteng tersebut diketahui memiliki arti dewa tanah.

Menariknya, selain kerap dikunjungi warga untuk berdoa, sejumlah peziarah dari berbagai latar belakang kepercayaan, mulai dari Konghucu, Taois, hingga Islam juga kerap datang ke klenteng tersebut. Peziarah Muslim kerap datang ke sana untuk berziarah ke makam Embah Said Areli Dato Kumbang dan istrinya, Ibu Enneng.

Makam tersebut dijaga oleh juru kunci bernama Parto yang telah mengabdi di klenteng itu sejak tahun 1992.

Meski area makam berada di kawasan klenteng, area itu juga dilengkapi dengan sebuah ruangan yang difungsikan sebagai musala.

Beragamnya pengunjung yang datang ke Klenteng Da Bo Gong menjadi saksi keberagaman dan keharmonisan antarumat beragama di area kelenteng tersebut.

Seorang warga beraktivitas di kawasan Vihara Bahtera Bakti atau Klenteng Da Bo Gong, Jakarta, Jumat (29/1/2021).
Salah satu klenteng tertua di Jakarta itu berada di kawasan Ancol, Jakarta Utara.
Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, sejumlah warga tampak beraktivitas di kawasan klenteng tersebut.
Seperti diketahui, di saat perayaan Tahun Baru Imlek, tak sedikit warga yang datang klenteng untuk berdoa, baik seorang diri maupun bersama keluarga dan kerabat.
Di hari biasa, tak sedikit pula warga datang ke klenteng tersebut untuk berdoa. Sementara beberapa warga lainnya datang untuk membersihkan area di kawasan Kelenteng.
Dibangun sekitar abad ke-17 dan awal abad ke-18, bangunan Klenteng Da Bo Gong didominasi dengan warna merah dan warna-warna cerah lainnya seperti kuning, hijau, dan biru.
Selain itu, bangunan ini kaya akan ornamen hias, yaitu berupa patung naga dan hewan lainnya maupun lukisan dinding yang menyemarakkan suasana klenteng.
Nama Da Bo Gong yang digunakan klenteng tersebut diketahui memiliki arti dewa tanah.
Menariknya, selain kerap dikunjungi warga untuk berdoa, sejumlah peziarah dari berbagai latar belakang kepercayaan, mulai dari Konghucu, Taois, hingga Islam juga kerap datang ke klenteng tersebut. Peziarah Muslim kerap datang ke sana untuk berziarah ke makam Embah Said Areli Dato Kumbang dan istrinya, Ibu Enneng.
Makam tersebut dijaga oleh juru kunci bernama Parto yang telah mengabdi di klenteng itu sejak tahun 1992.
Meski area makam berada di kawasan klenteng, area itu juga dilengkapi dengan sebuah ruangan yang difungsikan sebagai musala.
Beragamnya pengunjung yang datang ke Klenteng Da Bo Gong menjadi saksi keberagaman dan keharmonisan antarumat beragama di area kelenteng tersebut.