Lokomotif dengan Livery Jadul

PT Kereta Api Indonesia (Persero) menghadirkan kembali livery lokomotif tahun 1953 - 1991 pada 1 unit lokomotif CC 201. (dok KAI)

Peluncuran lokomotif CC 201 dengan livery vintage ini diresmikan oleh Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo di Balai Yasa Yogyakarta. (dok KAI)

Livery vintage pertama kali digunakan pada lokomotif diesel pertama di Indonesia yaitu CC 200. (dok KAI)

Livery ini digunakan sejak KAI masih bernama Djawatan Kereta Api (DKA), Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) sampai dengan Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA). (dok KAI)

Livery Vintage KAI aplikasikan pada Lokomotif CC 201 83 31 milik Dipo Semarang Poncol. (dok KAI)

Lokomotif CC 201 memiliki berat 84 ton dan daya mesin 1950 hp. Lokomotif yang mampu melaju dengan kecepatan 120 km per jam. (dok KAI)

Livery Vintage memiliki 2 bogie dimana masing-masing bogie memiliki 3 gandar penggerak dengan total 6 motor traksi sehingga lokomotif ini dapat dioperasikan pada lintas datar maupun pegunungan. (dok KAI)

PT Kereta Api Indonesia (Persero) menghadirkan kembali livery lokomotif tahun 1953 - 1991 pada 1 unit lokomotif CC 201. (dok KAI)
Peluncuran lokomotif CC 201 dengan livery vintage ini diresmikan oleh Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo di Balai Yasa Yogyakarta. (dok KAI)
Livery vintage pertama kali digunakan pada lokomotif diesel pertama di Indonesia yaitu CC 200. (dok KAI)
Livery ini digunakan sejak KAI masih bernama Djawatan Kereta Api (DKA), Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) sampai dengan Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA). (dok KAI)
Livery Vintage KAI aplikasikan pada Lokomotif CC 201 83 31 milik Dipo Semarang Poncol. (dok KAI)
Lokomotif CC 201 memiliki berat 84 ton dan daya mesin 1950 hp. Lokomotif yang mampu melaju dengan kecepatan 120 km per jam. (dok KAI)
Livery Vintage memiliki 2 bogie dimana masing-masing bogie memiliki 3 gandar penggerak dengan total 6 motor traksi sehingga lokomotif ini dapat dioperasikan pada lintas datar maupun pegunungan. (dok KAI)