Inilah kain Tenun Terfo, kain tenun asli Papua. Kain tenun ini dibuat oleh Suku Sobey yang tinggal di Kampung Sawar, Distrik Sarmi, Kabupaten Sarmi, Papua. (Hari Suroto/Istimewa)
Budaya menenun ini merupakan pengetahuan yang diwariskan nenek moyang mereka. Pada masa lalu, kain terfo berfungsi sebagai pakaian dan untuk keperluan adat. Kain tenun terfo memiliki motif persilangan garis yang menarik. (Hari Suroto/Istimewa)
Proses pembuatan selembar kain tenun terfo membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Mulai dari pengambilan bahan dari hutan, perebusan daun nibun, pewarnaan, pemintalan menjadi benang, hingga proses menenun. Sebagai bahan, hanya bagian daun pucuk muda pohon nibun yang bisa digunakan. (Hari Suroto/Istimewa)
Ragam hias yang ditenun pada kain itu terdiri dari garis-garis arah lungsi atau persilangan garis lungsi dengan garis pakan. Proses yang alami dan memakan waktu lama ini menentukan nilai kain tenun terfo. Satu lembar tenun terfo seharga Rp 1 juta. (Hari Suroto/Istimewa)
Para penenun terfo sangat sedih ketika ada pembeli yang menawar dengan harga rendah, sebab menurut mereka butuh waktu lama dalam proses pembuatan terfo. Tenun terfo dapat dikategorikan sebagai warisan budaya tak benda. (Hari Suroto/Istimewa)