Soekarno dilahirkan di rumah yang berada di kampung padat penduduk yakni di kawasan Pandean IV, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya.
Detikcom mendatangi rumah kelahiran Soekarno pada Sabtu (5/6). Di depan gang Pandean IV, terpasang prasasti yang betuliskan 'Di Sini Tempat Kelahiran Bapak Bangsa DR. IR. Soekarno'.
Rumah kelahiran Bung Karno berjarak 200 meter dari prasasti di depan gang Pandean IV. Dari depan rumah, tampak material bangunan rumah lama yang masih kental. Meski cat di kusen pintu dan tembok telah diperbarui, namun tidak menghilangkan karakteristik bangunan lama.
Sebagai informasi, bahwa rumah kelahiran Bung Karno kini telah dibeli oleh Pemkot Surabaya dan masuk bangunan cagar budaya. Di bagian teras rumah, terdapat sebuah penanda bahwa tanah dan bangunan rumah tersebut telah dimiliki oleh Pemkot Surabaya. Tepatnya pada Agustus 2020 lalu, Pemkot harus merogoh kocek sebesar Rp 1,5 miliar dari sang pemilik rumah. Di atas pintu masuk rumah itu, terdapat sebuah penanda yang bertuliskan 'Rumah Kelahiran Bung Karno'.
Memasuki rumah tersebut, aroma lembab sangat terasa. Maklum saja, sejak dibeli Pemkot Surabaya, rumah ini tidak berpenghuni dan hanya ditengok oleh petugas dari Disparta Surabaya seminggu sekali. Kebetulan, di dalam rumah kelahiran Bung Karno berjajar banyak kursi, untuk kegiatan peringatan hari lahir yang rencananya dihadiri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pada Minggu (6/6).
Saat memasuki ruang tengah, tampak terpasang bacaan Ayat Kursi di atas kusen. Tampak di bagian dalam, arsitektur rumah lama sangat kental terasa. Di ruang tengah, terdapat dua ruang kamar tidur. Satu di antaranya, merupakan kamar di mana Bung Karno dilahirkan.
Namun sayangnya, sejumlah bagian rumah seperti atap dan dapur bagian belakang tampak kurang terawat. Bahkan di lantai dua, tidak ada penerangan lampu, serta banyak kayu bangunan yang sudah mulai lapuk. Maklum saja, rumah ini memang sudah tidak berpenghuni sejak Agustus 2020 lalu.