Pemandangan Surga di Papua Ini Simpan Situs Megalitik-Fosil Kayu

Penelitian Balai Arkeologi Papua di Kampung Abar, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura berhasil menemukan situs megalitik Khulutiyauw. Situs ini berada di perbukitan sebelah barat Kampung Abar.
Untuk menuju situs ini, peneliti harus berjalan kaki sekitar 30 menit menyusuri jalan kampung. Kemudian, dilanjutkan dengan melewati jalan setapak di kaki bukit yang keseluruhannya ditumbuhi rumput ilalang.
Tinggalan megalitik yang ditemukan di Situs Khulutiyauw berupa papan batu dan menhir. Kedua benda megalitik ini pada masa lalu berfungsi sebagai media pemujaan terhadap roh nenek moyang.
Berdasarkan temuan pecahan gerabah ini, penelitian dilanjutkan dengan ekskavasi atau penggalian tanah di puncak Bukit Khulutiyauw. Ekskavasi dilakukan pada bagian puncak bukit yang datar serta permukaannya ditemukan banyak pecahan gerabah, hal ini untuk mengetahui potensi tinggalan arkeologi di dalam tanah serta untuk mengetahui kronologi situs.
Situs Khulutiyauw, sangat instagramable, berada di perbukitan savana dengan latar belakang Danau Sentani.
Situs megalitik Khulutiyauw dapat dijadikan destinasi wisata untuk mendukung Festival Makan Papeda dalam Gerabah yang selalu diadakan tiap 30 September di Kampung Abar.
Tak hanya itu, peneliti Balai Arkeologi Papua di perbukitan sebelah barat Kampung Abar, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura juga berhasil menemukan fosil kayu. Fosil kayu ini ditemukan pada ketinggian 162 MDPL.
Pada masa prasejarah, puncak bukit atau tempat yang tinggi dianggap sebagai tempat sakral, dipercaya sebagai tempat tinggal roh nenek moyang. Ini situs megalitik Khulutiyauw
Penelitian Balai Arkeologi Papua di Kampung Abar, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura berhasil menemukan situs megalitik Khulutiyauw. Situs ini berada di perbukitan sebelah barat Kampung Abar.
Untuk menuju situs ini, peneliti harus berjalan kaki sekitar 30 menit menyusuri jalan kampung. Kemudian, dilanjutkan dengan melewati jalan setapak di kaki bukit yang keseluruhannya ditumbuhi rumput ilalang.
Tinggalan megalitik yang ditemukan di Situs Khulutiyauw berupa papan batu dan menhir. Kedua benda megalitik ini pada masa lalu berfungsi sebagai media pemujaan terhadap roh nenek moyang.
Berdasarkan temuan pecahan gerabah ini, penelitian dilanjutkan dengan ekskavasi atau penggalian tanah di puncak Bukit Khulutiyauw. Ekskavasi dilakukan pada bagian puncak bukit yang datar serta permukaannya ditemukan banyak pecahan gerabah, hal ini untuk mengetahui potensi tinggalan arkeologi di dalam tanah serta untuk mengetahui kronologi situs.
Situs Khulutiyauw, sangat instagramable, berada di perbukitan savana dengan latar belakang Danau Sentani.
Situs megalitik Khulutiyauw dapat dijadikan destinasi wisata untuk mendukung Festival Makan Papeda dalam Gerabah yang selalu diadakan tiap 30 September di Kampung Abar.
Tak hanya itu, peneliti Balai Arkeologi Papua di perbukitan sebelah barat Kampung Abar, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura juga berhasil menemukan fosil kayu. Fosil kayu ini ditemukan pada ketinggian 162 MDPL.
Pada masa prasejarah, puncak bukit atau tempat yang tinggi dianggap sebagai tempat sakral, dipercaya sebagai tempat tinggal roh nenek moyang. Ini situs megalitik Khulutiyauw