Dulu Sempat Padam Total, Kini Api Abadi Mrapen Membara Lagi

Api Abadi Mrapen akhirnya menyala dan membara lagi. Destinasi wisata alam yang terletak di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Grobogan ini memang terkenal dengan fenomena api abadinya yang konon tak pernah padam. (Manik Priyo Prabowo/detikTravel)

Namun sebenarnya, api abadi Mrapen pernah padam total dan sama sekali tidak menyala untuk pertama kalinya dalam sejarah, pada bulan Oktober tahun lalu. Penyebabnya karena kebocoran gas yang diakibatkan oleh pengeboran air bawah tanah (ABT). (Febrian Chandra/detikTravel)

Dari pantauan detikTravel di lokasi, saat diberi media kayu kering dengan ukuran diameter 0,5 cm, api langsung membakarnya hanya dengan hitungan dua detik. Padahal, pada 21 tahun lalu, untuk membakar kertas saja sulit. (Manik Priyo Prabowo/detikTravel)

Waktu itu, nyala api kecil. Namun sekarang, nyala api abadi Mrapen lebih besar dibandingkan dulu. Api Abadi Mrapen tidak hanya diburu sebagai fenomena geologi alam, namun juga dicari pengunjung untuk melakukan sejumlah ritual keagamaan. (Manik Priyo Prabowo/detikTravel)

Api Abadi Mrapen akhirnya menyala dan membara lagi. Destinasi wisata alam yang terletak di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Grobogan ini memang terkenal dengan fenomena api abadinya yang konon tak pernah padam. (Manik Priyo Prabowo/detikTravel)
Namun sebenarnya, api abadi Mrapen pernah padam total dan sama sekali tidak menyala untuk pertama kalinya dalam sejarah, pada bulan Oktober tahun lalu. Penyebabnya karena kebocoran gas yang diakibatkan oleh pengeboran air bawah tanah (ABT). (Febrian Chandra/detikTravel)
Dari pantauan detikTravel di lokasi, saat diberi media kayu kering dengan ukuran diameter 0,5 cm, api langsung membakarnya hanya dengan hitungan dua detik. Padahal, pada 21 tahun lalu, untuk membakar kertas saja sulit. (Manik Priyo Prabowo/detikTravel)
Waktu itu, nyala api kecil. Namun sekarang, nyala api abadi Mrapen lebih besar dibandingkan dulu. Api Abadi Mrapen tidak hanya diburu sebagai fenomena geologi alam, namun juga dicari pengunjung untuk melakukan sejumlah ritual keagamaan. (Manik Priyo Prabowo/detikTravel)