Pesona Koto Tinggi, Ibu Kota RI Masa Darurat

Nama Koto Tinggi di Kabupaten Limapuluh Kota memang tidak sepopuler daerah lainnya di Sumbar seperti Mandeh di Pesisir Selatan yang identik dengan keindahan pantainya atau Pariangan di Tanah Datar yang tersohor akan keelokan alamnya. Namun, nagari yang terletak di deretan Bukit Barisan ini mampu membius pelancong yang berkunjung. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra  

Nagari adalah pembagian wilayah administratif sesudah kecamatan di Provinsi Sumbar. Istilah nagari menggantikan istilah desa atau kelurahan, yang digunakan di provinsi lain di Indonesia. Dok.aieangekcity  

Memasuki wilayah yang ada dalam Kecamatan Gunung Omeh ini, mata pengunjung dimanjakan pemandangan hijau dan kuning. Hijaunya daun berpadu apik dengan warna kuning buah jeruk yang siap untuk dipanen. Dok.aieangekcity  

 Tren agrowisata rupanya turut membius penduduk Koto Tinggi. Tak ingin ketinggalan, masyarakatnya pun ikut menggali dan mengembangkan potensi sektor ini. Dok.direktoriwisata  

Perkembangan pariwisata saat ini ikut mempengaruhi fungsi rumah gadang di Nagari Koto Tinggi. Dahulu rumah gadang digunakan sebagai tempat tinggal, tempat musyawarah keluarga, dan tempat mengadakan upacara. Dok.aieangekcity  

Sekarang bangunan ini juga mulai dimanfaatkan sebagai penarik devisa daerah melalui kunjungan wisata masyarakat lokal maupun luar daerah. Dok.Kototinggigunuangomeh  

Layaknya daerah pedesaan, jaringan komunikasi di Koto Tinggi perlu menjadi perhatian pemerintah. Untuk kepentingan ini, hingga kini masyarakat mengandalkan perangkat wifi yang hanya dimiliki beberapa orang saja. Persoalan promosi, khususnya keluar daerah, tentu menjadi kendala dengan kondisi seperti ini. Dok.jurnalsumbar/eko  

Namun di tengah kondisi demikian, Kampuang Sarugo masih bisa masuk sebagai penerima Anugerah Pesona Indonesia (API) 2020 kategori Kampung Adat. Dok.Paijo MLD/westsumatra_ssci  

Selain keindahan alamnya, Koto Tinggi juga menyimpan sejarah yang tak terpisah dari perjalanan bangsa Indonesia. Tak banyak yang tahu, Nagari ini adalah Ibu Kota Republik Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) pada tahun 1948. Dok.aieangekcity  

Struktur geografis yang strategis diyakini mempengaruhi keputusan pemimpin kala itu dalam mengambil kebijakan mengenai ibu kota negara. Tak ada bangunan bekas kantor PDRI yang bisa dijumpai saat ini, karena memang tokoh-tokoh bangsa kala itu selalu bergerak sebagai strategi perjuangan. Dimana berada, disitulah mereka menetap. Dok.aieangekcity  

Nama Koto Tinggi di Kabupaten Limapuluh Kota memang tidak sepopuler daerah lainnya di Sumbar seperti Mandeh di Pesisir Selatan yang identik dengan keindahan pantainya atau Pariangan di Tanah Datar yang tersohor akan keelokan alamnya. Namun, nagari yang terletak di deretan Bukit Barisan ini mampu membius pelancong yang berkunjung. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra  
Nagari adalah pembagian wilayah administratif sesudah kecamatan di Provinsi Sumbar. Istilah nagari menggantikan istilah desa atau kelurahan, yang digunakan di provinsi lain di Indonesia. Dok.aieangekcity  
Memasuki wilayah yang ada dalam Kecamatan Gunung Omeh ini, mata pengunjung dimanjakan pemandangan hijau dan kuning. Hijaunya daun berpadu apik dengan warna kuning buah jeruk yang siap untuk dipanen. Dok.aieangekcity  
 Tren agrowisata rupanya turut membius penduduk Koto Tinggi. Tak ingin ketinggalan, masyarakatnya pun ikut menggali dan mengembangkan potensi sektor ini. Dok.direktoriwisata  
Perkembangan pariwisata saat ini ikut mempengaruhi fungsi rumah gadang di Nagari Koto Tinggi. Dahulu rumah gadang digunakan sebagai tempat tinggal, tempat musyawarah keluarga, dan tempat mengadakan upacara. Dok.aieangekcity  
Sekarang bangunan ini juga mulai dimanfaatkan sebagai penarik devisa daerah melalui kunjungan wisata masyarakat lokal maupun luar daerah. Dok.Kototinggigunuangomeh  
Layaknya daerah pedesaan, jaringan komunikasi di Koto Tinggi perlu menjadi perhatian pemerintah. Untuk kepentingan ini, hingga kini masyarakat mengandalkan perangkat wifi yang hanya dimiliki beberapa orang saja. Persoalan promosi, khususnya keluar daerah, tentu menjadi kendala dengan kondisi seperti ini. Dok.jurnalsumbar/eko  
Namun di tengah kondisi demikian, Kampuang Sarugo masih bisa masuk sebagai penerima Anugerah Pesona Indonesia (API) 2020 kategori Kampung Adat. Dok.Paijo MLD/westsumatra_ssci  
Selain keindahan alamnya, Koto Tinggi juga menyimpan sejarah yang tak terpisah dari perjalanan bangsa Indonesia. Tak banyak yang tahu, Nagari ini adalah Ibu Kota Republik Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) pada tahun 1948. Dok.aieangekcity  
Struktur geografis yang strategis diyakini mempengaruhi keputusan pemimpin kala itu dalam mengambil kebijakan mengenai ibu kota negara. Tak ada bangunan bekas kantor PDRI yang bisa dijumpai saat ini, karena memang tokoh-tokoh bangsa kala itu selalu bergerak sebagai strategi perjuangan. Dimana berada, disitulah mereka menetap. Dok.aieangekcity