Foto: Fakta tentang Panjat Pinang, Lomba Wajib di Kegiatan 17-an

Lomba panjat pinang seperti disebutkan dalam buku 'Indonesia Poenja Tjerita oleh @sejarahRI, disebutkan berawal dari zaman penjajahan Belanda. ( Antara Foto)

Lomba ini diadakan orang Belanda jika sedang mengadakan acara besar, seperti hajatan dan pernikahan. Yang mengikuti lomba panjat pinang yakni orang-orang pribumi. ( Rifkianto Nugroho)

Sedankan orang Belanda tertawa terbahak-bahak melihat pribumi tergelincir, bersusah payah hingga jatuh saat memanjat.  (: Agung Pambudhy)

Nah, hadiah yang diperebutkan biasanya bahan makanan seperti beras, gula, roti, serta pakaian. Dimana pada zaman penjajahan ini adalah barang mewah bagi pribumi yang miskin. ( Grandyos Zafna)

Fakta warisan kolonial Belanda itu membuat panjat pinang pernah jadi kontroversi.  ( Grandyos Zafna)

FoWali Kota Langsa, Aceh, Usman Abdullah, melarang warganya untuk menggelar lomba panjat pinang dalam peringatan HUT ke-74 pada 2019 lalu. Ia menilai, lomba tersebut merupakan warisan penjajah yang tak ada nilai edukasinya. ( Adhar Muttaqin)

Lomba panjat pinang seperti disebutkan dalam buku Indonesia Poenja Tjerita oleh @sejarahRI, disebutkan berawal dari zaman penjajahan Belanda. ( Antara Foto)
Lomba ini diadakan orang Belanda jika sedang mengadakan acara besar, seperti hajatan dan pernikahan. Yang mengikuti lomba panjat pinang yakni orang-orang pribumi. ( Rifkianto Nugroho)
Sedankan orang Belanda tertawa terbahak-bahak melihat pribumi tergelincir, bersusah payah hingga jatuh saat memanjat.  (: Agung Pambudhy)
Nah, hadiah yang diperebutkan biasanya bahan makanan seperti beras, gula, roti, serta pakaian. Dimana pada zaman penjajahan ini adalah barang mewah bagi pribumi yang miskin. ( Grandyos Zafna)
Fakta warisan kolonial Belanda itu membuat panjat pinang pernah jadi kontroversi.  ( Grandyos Zafna)
FoWali Kota Langsa, Aceh, Usman Abdullah, melarang warganya untuk menggelar lomba panjat pinang dalam peringatan HUT ke-74 pada 2019 lalu. Ia menilai, lomba tersebut merupakan warisan penjajah yang tak ada nilai edukasinya. ( Adhar Muttaqin)