Bekas Stasiun Kereta Api Jadi Gedung Sekolah, Masih Ada Bekas Rel Lho

SMP Ma’arif Grabag tersebut berada di Pagonan, Desa Sidogede, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. (Eko Susanto/detikcom)

Salah satu penanda gedung itu dulunya stasiun kereta adalah bekas rel kereta api yang tepat berada di depan gedung. (Eko Susanto/detikcom)
Fasad bangunan itu juga tidak berubah dari aslinya, baik jendela, tegel maupun komponen lainnya. Sebelum adanya pembangunan gedung, bekas  stasiun itu berfungsi sebagai ruang kelas. (Eko Susanto/detikcom)
Kali terakhir stasiun itu menjadi ruang kelas pada tahun 2003. Saat ini, bekas Stasiun Kereta Api Grabag Merbabu itu dipakai untuk ruang kepala sekolah, guru, tata usaha dan gudang. (Eko Susanto/detikcom)

Kepala SMP Ma’arif Grabag, Asmawi, mengatakan sekolah tersebut berdiri pada tahun 1987. Sekolah itu menempati lahan milik PJKA dengan status sewa. (Eko Susanto/detikcom)

Dengsan status sewa, kelanajutan SMP Ma'arif Grabag kerap dispekulasikan. Apalagi, sekitar 3 atau 4 tahun etrakhir santer dikabarkan jika stasiun itu bakal beroperasi kembali melayani penumpang. Bagi sekolah, rumor itu mempengaruhi minat siswa untuk mendaftar ke sekolah tersebut. (Eko Susanto/detikcom)

Keaslian bangunan bekas Stasiun Kereta Api Grabag itu terjaga karena status cagar budaya. Itu ditandai dengan adanya papan di tembok yang bertuliskan ‘Bangunan cagar budaya milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang dilindungi UU No 11 Tahun 2020 tentang cagar budaya’. (Eko Susanto/detikcom)
Untuk saat ini total siswa SMP Ma’arif Grabag sebanyak 32 muris, terdiri kelas 7 ada 9 siswa, kelas 8 ada 8 siswa, dan kelas 9 ada 15 siswa. (Eko Susanto/detikcom)
Pegiat Komunitas Kota Toea Magelang, Bagus Priyana, mengatakan dari gaya bangunan Stasiun Grabag Merbabu itu diyakini bangunan tersebut dibangun tahun 1950-an. Gaya bangunan stasiun itu hampir mirip dengan Stasiun Mertoyudan di masa Djawatan Kereta Api (DKA). (Eko Susanto/detikcom)
Dulu stasiun itu digunakan sebagai sarana mengangkut hasil bumi, berupa kopi. Ya, Grabag sisi utara merupakan kawasan perkebunan kopi. Selain itu, untuk mengangkut sayuran dari Ngablak dibawa menuju kota-kota besar seperti Jogja, Semarang dan lain-lainnya. Buat warga Stasiun Grabag Merbabu dijadikan akses untuk  rekreasi menuju tempat wisata di Grabag. (Eko Susanto/detikcom)
Stasiun Grabag Merbabu terletak di antara Stasiun Gemawang di sisi utara dan Stasiun Candi Umbul di sisi selatan.  (Eko Susanto/detikcom)
SMP Ma’arif Grabag tersebut berada di Pagonan, Desa Sidogede, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. (Eko Susanto/detikcom)
Salah satu penanda gedung itu dulunya stasiun kereta adalah bekas rel kereta api yang tepat berada di depan gedung. (Eko Susanto/detikcom)
Fasad bangunan itu juga tidak berubah dari aslinya, baik jendela, tegel maupun komponen lainnya. Sebelum adanya pembangunan gedung, bekas  stasiun itu berfungsi sebagai ruang kelas. (Eko Susanto/detikcom)
Kali terakhir stasiun itu menjadi ruang kelas pada tahun 2003. Saat ini, bekas Stasiun Kereta Api Grabag Merbabu itu dipakai untuk ruang kepala sekolah, guru, tata usaha dan gudang. (Eko Susanto/detikcom)
Kepala SMP Ma’arif Grabag, Asmawi, mengatakan sekolah tersebut berdiri pada tahun 1987. Sekolah itu menempati lahan milik PJKA dengan status sewa. (Eko Susanto/detikcom)
Dengsan status sewa, kelanajutan SMP Maarif Grabag kerap dispekulasikan. Apalagi, sekitar 3 atau 4 tahun etrakhir santer dikabarkan jika stasiun itu bakal beroperasi kembali melayani penumpang. Bagi sekolah, rumor itu mempengaruhi minat siswa untuk mendaftar ke sekolah tersebut. (Eko Susanto/detikcom)
Keaslian bangunan bekas Stasiun Kereta Api Grabag itu terjaga karena status cagar budaya. Itu ditandai dengan adanya papan di tembok yang bertuliskan ‘Bangunan cagar budaya milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang dilindungi UU No 11 Tahun 2020 tentang cagar budaya’. (Eko Susanto/detikcom)
Untuk saat ini total siswa SMP Ma’arif Grabag sebanyak 32 muris, terdiri kelas 7 ada 9 siswa, kelas 8 ada 8 siswa, dan kelas 9 ada 15 siswa. (Eko Susanto/detikcom)
Pegiat Komunitas Kota Toea Magelang, Bagus Priyana, mengatakan dari gaya bangunan Stasiun Grabag Merbabu itu diyakini bangunan tersebut dibangun tahun 1950-an. Gaya bangunan stasiun itu hampir mirip dengan Stasiun Mertoyudan di masa Djawatan Kereta Api (DKA). (Eko Susanto/detikcom)
Dulu stasiun itu digunakan sebagai sarana mengangkut hasil bumi, berupa kopi. Ya, Grabag sisi utara merupakan kawasan perkebunan kopi. Selain itu, untuk mengangkut sayuran dari Ngablak dibawa menuju kota-kota besar seperti Jogja, Semarang dan lain-lainnya. Buat warga Stasiun Grabag Merbabu dijadikan akses untuk  rekreasi menuju tempat wisata di Grabag. (Eko Susanto/detikcom)
Stasiun Grabag Merbabu terletak di antara Stasiun Gemawang di sisi utara dan Stasiun Candi Umbul di sisi selatan.  (Eko Susanto/detikcom)