Penelitian yang dilakukan Balai Arkeologi Papua di Situs Khulutiyauw, Kampung Abar, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura berhasil menemukan jalan arwah. Jalan arwah merupakan peninggalan dari masa megalitik. (Hari Suroto/Istimewa)
Jalan arwah itu berupa struktur batu yang disusun satu lapisan, memanjang pada permukaan lereng dari kaki bukit hingga puncak bukit. Pada masa prasejarah, jalan arwah berkaitan dengan religi. (Hari Suroto/Istimewa)
Jalur ini berfungsi sebagai media perjalanan arwah dari dunia manusia yang digambarkan sebagai dunia bawah yang ada di kaki bukit menuju puncak bukit sebagai dunia atas yang dianggap suci atau sakral. (Hari Suroto/Istimewa)
Pada masa prasejarah, tempat yang tinggi seperti puncak bukit merupakan tempat bersemayamnya roh nenek moyang atau tempat tinggal dewa-dewa. Sangat menarik bahwa jalan arwah ini mengarah ke Gunung Cyclops. (Hari Suroto/Istimewa)
Selain batu yang disusun, pada struktur jalan arwah ini juga ditemukan pecahan-pecahan gerabah berdinding tebal. Gerabah berdinding tebal ini merupakan tempayan yang berfungsi sebagai wadah air. Jika dikaitkan dengan konteks jalan arwah, diperkirakan gerabah ini berkaitan dengan upacara religi di situs Khulutiyauw. (Hari Suroto/Istimewa)