Lahan Bekas Tambang Ini Disulap Jadi Tempat Rekreasi-Konservasi

Sebuah lahan bekas tambang di Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka sukses disulap menjadi sebuah kawasan konservasi dan juga pariwisata.
Untuk menuju ke lokasi ini, jaraknya juga terbilang tak terlalu jauh dari Bandara Depati Amir di Pangkal Pinang, yakni hanya memakan waktu sekitar 30 menit saja.
detikcom pun berkesempatan mendatangi kawasan konservasi ini. Sesampainya di kawasan ini, pohon-pohon yang baru saja ditanam dan beberapa kolam besar sudah menyambut pengunjung.
Keindahan yang disajikan tempat ini akan menipu siapapun. Karena siapa yang sangka kalau tempat ini dulunya adalah sebuah tambang.
Suasana asri juga sudah dapat dirasakan dibeberapa sisi. Seperti dekat mushala ini contohnya.
Seorang pengunjung berusaha melihat dan masuk ke dalam mushala yang sudah berdiri kokoh untuk para pengunjung.
Ada juga sebuah gazebo yang dibuat dengan nyaman di lokasi ini. Ya, tempat ini memang merupakan lahan bekas tambang timah yang selama ini dikelola oleh PT.Timah selaku pemilik IUP konsesi penambangan timah.
PT. Timah pun menyulap lahan ini menjadi sebuah kawasan konservasi dan wisata pada tahun 2016. Tempat ini dikelola oleh anak perusahaan dari PT Timah yaitu PT Timah Agro Manunggal.
Pengunjung berinteraksi dengan hewan-hewan yang ada disana. Tempat yang akan dijadikan tempat wisata ini memang belum seutuhnya dibuka. Saat ini, pihak pengelola tengah melakukan proses perizinan lingkungan dan dilanjutkan dengan perizinan pariwisata.
Kawasan ini ditargetkan rampung dan bisa dibuka untuk para pengunjung dan masyarakat umum pada tahun 2022.
Tempat konservasi ini memiliki luas sekitar 36,6 hektar. Di dalamnya pun ada beberapa spot agro wisata, Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) dan beberapa penyelamatan tanaman endemik.
Di tempat ini juga terdapat 133 ekor satwa yang dilindungi Pusat Penyelamatan Satwa. Bila berkunjung ke Bangka Belitung, coba luangkan waktu sebentar ke sebuah tempat bernama Kampung Kampoeng Reklamasi Air Jangkang.
Memang tempat yang baru digunakan di kawasan ini hanya sekitar 3,4 hektar. Seperti tempat penangkaran buaya ini salah satunya. Manager LKPPS Bangka Belitung, Endi Yusuf mengatakan semua satwa yang dilindungi tersebut dititipkan untuk dirawat. Setelah itu, satwa-satwa tersebut dilepasliarkan kembali ke alam. Bahkan, beberapa waktu yang lalu PPS Air Jangkang juga menerima elang sitaan dari GAKKUM KLHK.
Berbagai fasilitas juga terlihat di tempat ini seperti spot-spot untuk foto, mushola, vila, kebun buah, hingga jalur offroad. Nantinya pengunjung pun disuguhkan dengan beberapa tanaman endemik yang ditanam. Selain itu, kawasannya yang asri tidak membuat kami berpikir kalau tempat ini adalah bekas lahan tambang.
Ada juga kebun bunga, rumah kayu, dermaga untuk tempat berselfie ria dan spot-spot menarik lainnya. Ada juga beberapa hewan-hewan yang bisa dijumpai dengan konsep mini zoo bagi pengunjung.
Sebagai informasi, detikcom bersama MIND ID mengadakan program Jelajah Tambang berisi ekspedisi ke daerah pertambangan Indonesia. detikcom menyambangi kota-kota industri tambang di Indonesia untuk memotret secara lengkap bagaimana kehidupan masyarakat dan daerah penghasil mineral serta bagaimana pengolahannya.
Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, ikuti terus beritanya di detik.com/jelajahtambang.