Mengunjungi Rumah Masa Kecil Dono Warkop di Jalan Garuda

Rumah masa kecil Dono Warkop itu terletak di Jalan Garuda, Dusun Kragan, Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu Klaten itu berada di tepi jalan desa. Berukuran sekitar 12x10 meter, rumah itu berada di jarak sekitar 50 meter dari bekas pabrik karung goni Delanggu yang berarsitektur zaman kolonial. Di kanan kirinya merupakan permukiman padat. (Achmad Syauqi)
Masih berdiri kokoh, rumah bercat putih kusam itu tampak tak terawat dan selalu terkunci rapat. Atap bagian depan dan samping rumah melorot. Di terasnya tampak ada meja dan kursi kedai minuman sederhana. Meski tampak sepi, kayu atap, pintu dan jendela masih aslinya. (Achmad Syauqi)
Anak bungsu Dono, Satrio Sarwo Trengginas, mengungkap rencana keluarga akan rumah itu. Mereka mewacanakan untuk merenovasi rumah itu. Sempat muncul wacana untuk menjadikan rumah itu sebagai museum, tetapi Satrio malah belum bisa memastikan rencana tersebut. (Achmad Syauqi)
Tetangga yang juga merawat rumah itu, Teguh Waluyo (56), menceritakan Dono sempat tinggal rumah tersebut setelah pindah dari Solo. Sebab, ayahnya Cipto Sudiyono merupakan mantri polisi yang menjadi Kades. Teguh mengatakan Dono tinggal di rumah itu selama duduk di bangku SD hingga SMA. (Achmad Syauqi)
Kepala Desa Delanggu, Purwanto, menjelaskan rumah dan pekarangan sampai saat ini masih milik keluarga Dono. Namun memang kondisinya saat ini kurang terawat. (Achmad Syauqi)
Rumah masa kecil Dono Warkop itu terletak di Jalan Garuda, Dusun Kragan, Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu Klaten itu berada di tepi jalan desa. Berukuran sekitar 12x10 meter, rumah itu berada di jarak sekitar 50 meter dari bekas pabrik karung goni Delanggu yang berarsitektur zaman kolonial. Di kanan kirinya merupakan permukiman padat. (Achmad Syauqi)
Masih berdiri kokoh, rumah bercat putih kusam itu tampak tak terawat dan selalu terkunci rapat. Atap bagian depan dan samping rumah melorot. Di terasnya tampak ada meja dan kursi kedai minuman sederhana. Meski tampak sepi, kayu atap, pintu dan jendela masih aslinya. (Achmad Syauqi)
Anak bungsu Dono, Satrio Sarwo Trengginas, mengungkap rencana keluarga akan rumah itu. Mereka mewacanakan untuk merenovasi rumah itu. Sempat muncul wacana untuk menjadikan rumah itu sebagai museum, tetapi Satrio malah belum bisa memastikan rencana tersebut. (Achmad Syauqi)
Tetangga yang juga merawat rumah itu, Teguh Waluyo (56), menceritakan Dono sempat tinggal rumah tersebut setelah pindah dari Solo. Sebab, ayahnya Cipto Sudiyono merupakan mantri polisi yang menjadi Kades. Teguh mengatakan Dono tinggal di rumah itu selama duduk di bangku SD hingga SMA. (Achmad Syauqi)
Kepala Desa Delanggu, Purwanto, menjelaskan rumah dan pekarangan sampai saat ini masih milik keluarga Dono. Namun memang kondisinya saat ini kurang terawat. (Achmad Syauqi)