Rehat Sejenak Sambil Wisata Heritage di Rest Area Bekas Pabrik Gula

Rest Area KM 260B Banjaratma ini aslinya adalah bangunan bekas pabrik gula yang di kreasi dan fungsikan untuk menjadi bernilai guna atas inovasi serta sinergi dari BUMN untuk masyarakat sekitar.
Sejarahnya, dahulu eks pabrik gula itu beroperasi di tahun 1913 di bawah Belanda sebelum akhirnya harus gulung tikar di tahun 1998 akibat tingginya biaya operasional. Tak berapa lama, bangunan itu pun ditetapkan sebagai cagar budaya.
Rest Area KM 260B yang berada di ruas tol Pejagan-Pemalang, Jawa Tengah itu kini menjadi tempat istirahat para pemudik dan pelintas Tol Trans Jawa di ruas tol Pejagan-Pemalang arah Jakarta.
Rest area ini terbilang unik karena memanfaatkan sisa bangunan bekas pabrik gula Banjaratma yang telah lama bangkrut sejak tahun 1998.
Bisa dikatakan, ini adalah salah satu Rest Area yang Memiliki luas area mencapai lebih dari 10 hektar. Wow luas sekali ya…
Di gerbang masuk utama bangunan tersebut juga terdapat tulisan "Rest Area Heritage" yang menunjukkan bahwa lokasi ini sebagai situs warisan sejarah yang kini difungsikan menjadi tempat istirahat para pejalan di Tol Trans Jawa.
Keautentikan bangunan dari pabrik ini pun tetap dipertahankan, terlihat dari dinding batu bata yang masih asli sejak dulu hingga kini masih seperti aslinya.
Di tengah bangunan utama juga kita akan menjumpai konstruksi unik dari batu bata yang dulunya berfungsi sebagai tempat mesin uap, sebagai tungku pengolahan gula di pabrik tersebut. Semua masih asli dan dipertahankan hingga kini.
Bersebelahan dengan area bekas mesin uap, dibangun taman berdinding kaca yang dihuni beberapa satwa unggas. Kita bisa melihat dan mendengar suara burung-burung berkicau.

Ada juga Roda dari mesin penggiling tebu asli yang masih tetap dipertahankan untuk menambah nuansa artistik di kawasan rest area tersebut.

Di area belakang bangunan pabrik juga terdapat lokomotif tua yang pernah digunakan sebagai penarik kereta berisi bahan baku pembuatan gula. Semuanya masih asli dan seperti dahulu kala.

Oh iya, ada juga masjid yang sengaja dibangun terpisah dari bangunan utama dan dibuat dengan desain yang unik sehingga tetap tampak instagenic.

Tak hanya bangunan utama Pabrik Gula Banjaratma, di sisi pintu keluar dan masuk juga kita akan melintasi beberapa bangunan tua lainnya yang mungkin menjadi kantor atau rumah dinas pejabat kala itu turut dijaga kelestariannya sebagai situs sejarah.

Rest area ini juga terbilang sangat ramah dengan anak-anak dan kaum difable. Terlihat di salah satu sisi terdapat kursi roda dan stroller untuk balita yang membutuhkan.
Suasana autentik dengan dinding bata expose semakin menambah kesan heritage di rest area KM 260B ini.
Hampir di seluruh lokasi rest area ini bisa menjadi sarana foto instagramable. Seperti yang terlihat seorang ibu memotret anaknya di atas kereta uap yang jaya pada masanya. 
Selain masyarakat yang melakukan perjalanan melalui jalan tol, Rest Area Banjaratma ini juga dapat diakses oleh warga sekitar melalui pemukiman penduduk yang kemudian dapat memarkirkan kendaraannya diluar rest area atau di sekitar pemukiman penduduk, karena tempat wisata ini tidak hanya menawarkan keunikan dan keantikan arsitekturnya, tetapi juga menawarkan jajanan serta oleh-oleh khas Brebes.
Pemerintah melalui BUMN menggandeng pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk memberikan kemudahan akses dalam berjualan di dalam rest area, sehingga harapanya rest area ini dapat membantu UMKM dan mendongkrak perekonomian masyarakat disekitar rest area pada khususnya serta masyarakat Kabupaten Brebes pada umumnya.
Beginilah kondisi Rest Area KM 260B yang diisi oleh UMKM saat detikcom sambangi bersama Toyota Corolla Cross Hybrid Road Trip Explore Mandalika saat menuju perjalanan pulang kembali ke Ibu Kota Jakarta.
Rest Area KM 260B Banjaratma ini aslinya adalah bangunan bekas pabrik gula yang di kreasi dan fungsikan untuk menjadi bernilai guna atas inovasi serta sinergi dari BUMN untuk masyarakat sekitar.
Sejarahnya, dahulu eks pabrik gula itu beroperasi di tahun 1913 di bawah Belanda sebelum akhirnya harus gulung tikar di tahun 1998 akibat tingginya biaya operasional. Tak berapa lama, bangunan itu pun ditetapkan sebagai cagar budaya.
Rest Area KM 260B yang berada di ruas tol Pejagan-Pemalang, Jawa Tengah itu kini menjadi tempat istirahat para pemudik dan pelintas Tol Trans Jawa di ruas tol Pejagan-Pemalang arah Jakarta.
Rest area ini terbilang unik karena memanfaatkan sisa bangunan bekas pabrik gula Banjaratma yang telah lama bangkrut sejak tahun 1998.
Bisa dikatakan, ini adalah salah satu Rest Area yang Memiliki luas area mencapai lebih dari 10 hektar. Wow luas sekali ya…
Di gerbang masuk utama bangunan tersebut juga terdapat tulisan Rest Area Heritage yang menunjukkan bahwa lokasi ini sebagai situs warisan sejarah yang kini difungsikan menjadi tempat istirahat para pejalan di Tol Trans Jawa.
Keautentikan bangunan dari pabrik ini pun tetap dipertahankan, terlihat dari dinding batu bata yang masih asli sejak dulu hingga kini masih seperti aslinya.
Di tengah bangunan utama juga kita akan menjumpai konstruksi unik dari batu bata yang dulunya berfungsi sebagai tempat mesin uap, sebagai tungku pengolahan gula di pabrik tersebut. Semua masih asli dan dipertahankan hingga kini.
Bersebelahan dengan area bekas mesin uap, dibangun taman berdinding kaca yang dihuni beberapa satwa unggas. Kita bisa melihat dan mendengar suara burung-burung berkicau.
Ada juga Roda dari mesin penggiling tebu asli yang masih tetap dipertahankan untuk menambah nuansa artistik di kawasan rest area tersebut.
Di area belakang bangunan pabrik juga terdapat lokomotif tua yang pernah digunakan sebagai penarik kereta berisi bahan baku pembuatan gula. Semuanya masih asli dan seperti dahulu kala.
Oh iya, ada juga masjid yang sengaja dibangun terpisah dari bangunan utama dan dibuat dengan desain yang unik sehingga tetap tampak instagenic.
Tak hanya bangunan utama Pabrik Gula Banjaratma, di sisi pintu keluar dan masuk juga kita akan melintasi beberapa bangunan tua lainnya yang mungkin menjadi kantor atau rumah dinas pejabat kala itu turut dijaga kelestariannya sebagai situs sejarah.
Rest area ini juga terbilang sangat ramah dengan anak-anak dan kaum difable. Terlihat di salah satu sisi terdapat kursi roda dan stroller untuk balita yang membutuhkan.
Suasana autentik dengan dinding bata expose semakin menambah kesan heritage di rest area KM 260B ini.
Hampir di seluruh lokasi rest area ini bisa menjadi sarana foto instagramable. Seperti yang terlihat seorang ibu memotret anaknya di atas kereta uap yang jaya pada masanya. 
Selain masyarakat yang melakukan perjalanan melalui jalan tol, Rest Area Banjaratma ini juga dapat diakses oleh warga sekitar melalui pemukiman penduduk yang kemudian dapat memarkirkan kendaraannya diluar rest area atau di sekitar pemukiman penduduk, karena tempat wisata ini tidak hanya menawarkan keunikan dan keantikan arsitekturnya, tetapi juga menawarkan jajanan serta oleh-oleh khas Brebes.
Pemerintah melalui BUMN menggandeng pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk memberikan kemudahan akses dalam berjualan di dalam rest area, sehingga harapanya rest area ini dapat membantu UMKM dan mendongkrak perekonomian masyarakat disekitar rest area pada khususnya serta masyarakat Kabupaten Brebes pada umumnya.
Beginilah kondisi Rest Area KM 260B yang diisi oleh UMKM saat detikcom sambangi bersama Toyota Corolla Cross Hybrid Road Trip Explore Mandalika saat menuju perjalanan pulang kembali ke Ibu Kota Jakarta.