Kubah emas yang mencolok itu membuat Masjid Dian Al-Mahri lebih dikenal sebagai masjid kubah emas. Bukan hanya di kalangan jemaah, tetapi juga para pedagang dan warga di sekitar masjid.
Masjid kubah emas itu berada di Meruyung, Depok, Jabar. (Fathurahman/detikcom)
Pembangunan Masjid Kubah Emas memakan waktu 7 tahun. Masjid itu dibangun mulai 2001 dan diresmikan pada 31 Desember 2006, bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha. (Zunita Amalia Putri/detikcom)
Bangunan Masjid Kubah Emas didirikan di atas tanah berukuran 8.000 meter persegi dengan luas total lahan 50 hektare dan dapat menampung sekitar 20.000 jamaah. Halamannya saja, yang berukuran 45 x 57 meter, bisa memuat 8.000 orang. (Zunita Amalia Putri/detikcom)
Yuswohady dalam buku Marketing to the Middle Class Muslim (2014) mengungkapkan masjid kubah emas memiliki 5 kubah utama dan 4 kubah kecil. Kubah-kubah itu konon dilapisi emas setebal 2 sampai 3 milimeter, dengan mozaik kristal. Bentuk kubah utama menyerupai kubah Taj Mahal di India atau kubah-kubah masjid khas Persia. Lima kubah itu melambangkan lima rukun Islam. (Zunita Amalia Putri/detikcom)
Selain kubah, emas juga ada di mimbar tempat imam memimpin salat. Juga, di pagar di lantai dua dan hiasan kaligrafi di langit-langit masjid. Lampu yang tergantung di ruang tengah bangunan utama terbuat dari kuningan berlapis emas seberat 2,7 ton. Selain itu, digunakan prada atau serbuk-serbuk emas untuk melapis mahkota pilar masjid yang berjumlah 168 buah. (Zunita Amalia Putri/detikcom)
Masjid ini memiliki enam menara yang melambangkan rukun iman. Pilar itu dibalut dengan batu granit dari Italia dengan ornamen melingkar. Di puncak keenam menara itu diletakkan kubah berlapis mozaik emas 24 karat. Sebagian besar bahan untuk membangun masjid ini diimpor dari Italia dan Turki. (Zunita Amalia Putri/detikcom)