Traveler pernah mendengar nama Bukit Panyangrayan? Pesonanya di pagi hari bakal memanjakan mata traveler saat menikmati sunrise dari atas ketinggian. Bahkan saking indahnya, ada yang menjulukinya sebagai negeri di atas awan.
Saat matahari belum terbit, traveler bisa memandang luasnya hamparan embun yang seakan membentuk gumpalan awan dari atas Bukit Panyangrayan. Pemandangan ini akan semakin cantik ketika si matahari mulai menampakkan dirinya di antara embun 'awan' ini. Pohon-pohon yang berdiri tegak di sekeliling bukit sekitarnya makin menambah pesonanya.
Bukit Panyangrayan terletak di Kampung Pramuka Sadaukir Kapunduhan Barumekar, Sukapura, Sukaraja, Tasikmalaya, dan tempatnya buka 24 jam. Traveler bisa datang kapan saja dengan membayar tiket Rp 5.000 per orang, sama halnya dengan biaya parkir kendaraan.
Kalau Traveler ingin melihat keindahan sunrise, usahakan sudah di tempat sekitar pukul 06.30 WIB. Saat itu di atas embun begitu tebal. Tapi apabila ingin melihat keindahan penerangan kota di bawah dari atas bukit, bisa berkemah di atas dengan membawa tenda atau menyewa tenda.
Banyak spot menarik untuk foto-foto. Ada yang berbentuk perahu, meja-meja, pagar berwarna merah, serta tangga berbentuk unik dan semuanya terbuat dari kayu. Apabila embun tebal, perahu itu seakan di atas awan. Benar-benar seperti negeri di atas awan. Sayangnya tak dicantumkan berapa maksimal orang yang bisa menaikinya jika ingin berswa foto di atas kayu-kayu tersebut.
Untuk sampai ke lokasi bukit ini berdiri, traveler harus melalui jalan satu jalur, jadi paling enak mengendarai sepeda motor hingga pintu masuk bukit. Jalur yang dilalui bisa dilewati mobil namun akan sulit apabila berpapasan.
Dari Tasikmalaya, travaler membutuhkan waktu sekitar 30-40 menit untuk sampai ke lokasi jika kondisi tidak macet. Setelah sampai, jangan lupa bayar tiketnya ya. Perjalanan pendakian pun dimulai.
Jalan menuju ke puncak bukit ini sudah dipermudah dengan dibangunnya jalan bersemen serta 100 anak tangga. Namun jarak antara anak tangga lumayan lebar dan tinggi serta agak curam. Jadi siapkan stamina terlebih dahulu sebelum mulai mendaki. Alas kaki yang traveler kenakan juga bakal mendukung proses pendakian ke bukit.
Usahakan isi perut sebelum ke lokasi. Meski ada beberapa saung yang berupa warung kecil di pinggir tangga, pada pagi hari belum tersedia sarapan berupa nasi. Travaler di pagi hari itu hanya bisa menjumpai uli bakar atau mie instan serta berbagai minuman lainnya dari warung-warung kecil. Apabila membawa makanan di atas, jangan lupa buang sampah pada tempatnya supaya keindahan bukit tetap terjaga. Apalagi ada banyak tempat sampah disediakan.
Seorang penjaja makanan, Kohar (50) yang 24 jam tinggal di warung mungilnya mengatakan Bukit Panyangrayan ini sudah berdiri sejak 3-4 tahun lalu. Kalau ingin berenang, ada dua kolam renang yang airnya langsung dari mata air.