Rowo Bayu yang Dikaitkan dengan KKN di Desa Penari Punya Spot Angker

Rowo Bayu Banyuwangi menyuguhkan pemandangan telaga dan rimbunnya pepohonan besar dan hutan bambu. Di tengahnya terdapat telaga luas. Tak cuma sebagai tempat wisata, Rowo Bayu juga merupakan destinasi wisata sejarah.
Di sini, terdapat petilasan Prabu Tawang Alun, Raja Blambangan. Selain itu, ada pula tiga mata air atau biasa disebut sendang.
Kawasan ini berjarak 35 km dari Kota Banyuwangi. Berada di ketinggian sekitar 800 mdpl, Rowo Bayu tampak rindang dengan aneka pepohonan di sekitarnya. Untuk masuk ke kawasan ini, pengunjung bisa membayar tiket masuk seharga Rp 7.500. "Biasanya yang datang itu orang yang punya hajat. Karena mereka percaya di sini tempat yang angker," ujar juru kunci Rowo Bayu, Saji kepada detikcom. 
Pengunjung pertama kali akan melihat sumber Kaputren. Di sumber ini, masyarakat bisa melihat patung perempuan bersayap yang diapit 4 patung mirip kera. Aliran air di sumber ini langsung menuju telaga. Di sepanjang aliran ini, dihiasi ornamen patung kepala ular berjumlah 10.

Saat masuk pertama kali, pengunjung disuguhkan dengan telaga yang luas. Telaga ini terbentuk dari aliran sumber mata air yang ada di sebelah barat telaga. Lalu, pengunjung bisa menyusuri pinggiran telaga menuju beberapa sumber mata air.
Tak jauh dari sini, pengunjung bisa melihat sumber Wigangga. Sumber ini hanya berjarak sekitar 8 meter dari Sumber Kaputren. Di sumber mata air ini juga terdapat dua patung perempuan sedang menuangkan air. Lokasi ini dekat dengan telaga, membuat air langsung masuk ke telaga luas itu.
Selanjutnya, pengunjung bisa melihat Petilasan Prabu Tawangalun. Terdapat candi yang menutup petilasan ini. Di dalam candi, terdapat batu besar yang dipercaya sebagai tempat terakhir kali Prabu Tawang Alun di dunia sebelum moksa. Banyak bunga sesajian yang diletakkan di atas batu besar. Di dalamnya juga ada tiga payung yang menaungi batu besar ini.
Rowo Bayu Banyuwangi menyuguhkan pemandangan telaga dan rimbunnya pepohonan besar dan hutan bambu. Di tengahnya terdapat telaga luas. Tak cuma sebagai tempat wisata, Rowo Bayu juga merupakan destinasi wisata sejarah.
Di sini, terdapat petilasan Prabu Tawang Alun, Raja Blambangan. Selain itu, ada pula tiga mata air atau biasa disebut sendang.
Kawasan ini berjarak 35 km dari Kota Banyuwangi. Berada di ketinggian sekitar 800 mdpl, Rowo Bayu tampak rindang dengan aneka pepohonan di sekitarnya. Untuk masuk ke kawasan ini, pengunjung bisa membayar tiket masuk seharga Rp 7.500. Biasanya yang datang itu orang yang punya hajat. Karena mereka percaya di sini tempat yang angker, ujar juru kunci Rowo Bayu, Saji kepada detikcom. 
Pengunjung pertama kali akan melihat sumber Kaputren. Di sumber ini, masyarakat bisa melihat patung perempuan bersayap yang diapit 4 patung mirip kera. Aliran air di sumber ini langsung menuju telaga. Di sepanjang aliran ini, dihiasi ornamen patung kepala ular berjumlah 10.
Saat masuk pertama kali, pengunjung disuguhkan dengan telaga yang luas. Telaga ini terbentuk dari aliran sumber mata air yang ada di sebelah barat telaga. Lalu, pengunjung bisa menyusuri pinggiran telaga menuju beberapa sumber mata air.
Tak jauh dari sini, pengunjung bisa melihat sumber Wigangga. Sumber ini hanya berjarak sekitar 8 meter dari Sumber Kaputren. Di sumber mata air ini juga terdapat dua patung perempuan sedang menuangkan air. Lokasi ini dekat dengan telaga, membuat air langsung masuk ke telaga luas itu.
Selanjutnya, pengunjung bisa melihat Petilasan Prabu Tawangalun. Terdapat candi yang menutup petilasan ini. Di dalam candi, terdapat batu besar yang dipercaya sebagai tempat terakhir kali Prabu Tawang Alun di dunia sebelum moksa. Banyak bunga sesajian yang diletakkan di atas batu besar. Di dalamnya juga ada tiga payung yang menaungi batu besar ini.