Mengunjungi Pura Campuhan Windhu Segara, Tempat Melukat di Bali

Pura Campuhan Windhu Segara yang berada di pinggir Pantai Padang Galak menjadi salah satu tempat melukat yang ada di kawasan Denpasar, Bali.
Melukat menurut tradisi Hindu di Bali adalah ritual pembersihan diri yang biasanya dilakukan di pancoran, pertemuan dua sumber mata air, maupun pantai. Menurut Jro Mangku Ketut Maliarsa, selama ini Pura Campuhan Windhu Segara banyak dikunjungi oleh para pemedek untuk melakukan pengelukatan diri atau angga sarira.
Untuk diketahui, Pura Campuhan Windhu Segara termasuk dalam pura kahyangan jagat yang konsep pembangunannya menggunakan tatanan Tri Mandala.
 
Pendirian Pura Campuhan Windhu Segara telah mendapat pengakuan dari Pemerintah Tingkat I Bali dan Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali pada tanggal 9 September 2016.
Sementara itu, terkait persiapan untuk melukat, Jro Mangku Ketut Maliarsa menjelaskan sejumlah sarana yang perlu disiapkan di antaranya membawa pejati, canang sari, dan klungah nyuh gading atau kelapa muda berwarna kuning. Jika semua sarana telah disiapkan, selanjutnya pemedek dapat melakukan piuning di Pelinggih Hyang Baruna untuk meminta izin melakukan pengelukatan. Ia menjelaskan, tidak ada aturan baku, misalnya terkait berapa kali seseorang harus melukat. Meski begitu, waktu paling baik untuk melukat adalah saat rahinan seperti Kajeng Kliwon, Purnama, dan Tilem.
Jro Mangku Ketut Maliarsa mengatakan selama ini tak hanya pemedek yang datang untuk melukat ke Pura Campuhan Segara. Tak jarang pula wisatawan asing yang datang untuk melukat.
Pura Campuhan Windhu Segara yang berada di pinggir Pantai Padang Galak menjadi salah satu tempat melukat yang ada di kawasan Denpasar, Bali.
Melukat menurut tradisi Hindu di Bali adalah ritual pembersihan diri yang biasanya dilakukan di pancoran, pertemuan dua sumber mata air, maupun pantai. Menurut Jro Mangku Ketut Maliarsa, selama ini Pura Campuhan Windhu Segara banyak dikunjungi oleh para pemedek untuk melakukan pengelukatan diri atau angga sarira.
Untuk diketahui, Pura Campuhan Windhu Segara termasuk dalam pura kahyangan jagat yang konsep pembangunannya menggunakan tatanan Tri Mandala. 
Pendirian Pura Campuhan Windhu Segara telah mendapat pengakuan dari Pemerintah Tingkat I Bali dan Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali pada tanggal 9 September 2016.
Sementara itu, terkait persiapan untuk melukat, Jro Mangku Ketut Maliarsa menjelaskan sejumlah sarana yang perlu disiapkan di antaranya membawa pejati, canang sari, dan klungah nyuh gading atau kelapa muda berwarna kuning. Jika semua sarana telah disiapkan, selanjutnya pemedek dapat melakukan piuning di Pelinggih Hyang Baruna untuk meminta izin melakukan pengelukatan. Ia menjelaskan, tidak ada aturan baku, misalnya terkait berapa kali seseorang harus melukat. Meski begitu, waktu paling baik untuk melukat adalah saat rahinan seperti Kajeng Kliwon, Purnama, dan Tilem.
Jro Mangku Ketut Maliarsa mengatakan selama ini tak hanya pemedek yang datang untuk melukat ke Pura Campuhan Segara. Tak jarang pula wisatawan asing yang datang untuk melukat.