Potret Pabrik Cokelat Dodol Garut Menolak Kalah dari Pandemi

Garut memang terkenal dengan dodol, kulit, hingga cokelat. Ya, ada salah satu pabrik cokelat di sana yang membuatnya dengan aneka isian.

Seperti diketahui, cokelat ternama dibuat di Garut, seperti Ceres dan Silverqueen. Di tengah dominasi itu, muncullah PT Tama Cokelat Indonesia dengan produk pertama adalah cokelat isian dodol yang langsung diminati masyarakat juga turis.

Awal PT Tama Cokelat Indonesia adalah UMKM pada2009. Pemilik dibekali dodol dan mencelupkannya ke cokelat hingga menjadi Chocodot Garut.

Singkat cerita, cokelat dodol atau Chocodot itu semakin berkembang. Salah satu inovasi yang digarap adalah menyentuh milenial dengan penciptaan kata-kata yang unik, ‘rasa sayang, makin cinta sampai tolak miskin’ di bungkusnya.

Masa keemasan Chocodot sekira tahun 2012. Kala itu, ada artis ibu kota yang mendapat oleh-oleh cokelat isian cabai.

Setelah dipakai untuk konten di acaranya, cokelat isi cabai itu pun meledak di pasaran. Awal mula dari cokelat pedas ini terinspirasi dari keripik pedas yang hits kala itu.

Chocodot Garut juga sangat terdampak oleh pandemi. Karena bukan makanan pokok dan tiada turis, banyak pekerja dirumahkan.

Dalam suatu waktu, pabrik Chocodot Garut itu pun kosong karena PPKM. Dan, banyak bahan baku yang dibagikan atau terbuang sia-sia.

Chocodot Garut saat ini masih terpuruk. Pabriknya masih sepi karena hanya ada setengah dari total karyawan sebelum pandemi.

“Kalau mau edukasi semestinya seperti ini, white cokelat itu untuk anak-anak. Karena itu lebih banyak susu. Memang lebih mahal karena memakai lemak kakao. Yang sehatnya kan bagian itu, lemaknya,” jelas dia.

Chocodot Garut masih beroperasi meski tengah berdarah-darah. Pariwisata yang mulai bangkit jadi angin segar bagi mereka.

Garut memang terkenal dengan dodol, kulit, hingga cokelat. Ya, ada salah satu pabrik cokelat di sana yang membuatnya dengan aneka isian.
Seperti diketahui, cokelat ternama dibuat di Garut, seperti Ceres dan Silverqueen. Di tengah dominasi itu, muncullah PT Tama Cokelat Indonesia dengan produk pertama adalah cokelat isian dodol yang langsung diminati masyarakat juga turis.
Awal PT Tama Cokelat Indonesia adalah UMKM pada2009. Pemilik dibekali dodol dan mencelupkannya ke cokelat hingga menjadi Chocodot Garut.
Singkat cerita, cokelat dodol atau Chocodot itu semakin berkembang. Salah satu inovasi yang digarap adalah menyentuh milenial dengan penciptaan kata-kata yang unik, ‘rasa sayang, makin cinta sampai tolak miskin’ di bungkusnya.
Masa keemasan Chocodot sekira tahun 2012. Kala itu, ada artis ibu kota yang mendapat oleh-oleh cokelat isian cabai.
Setelah dipakai untuk konten di acaranya, cokelat isi cabai itu pun meledak di pasaran. Awal mula dari cokelat pedas ini terinspirasi dari keripik pedas yang hits kala itu.
Chocodot Garut juga sangat terdampak oleh pandemi. Karena bukan makanan pokok dan tiada turis, banyak pekerja dirumahkan.
Dalam suatu waktu, pabrik Chocodot Garut itu pun kosong karena PPKM. Dan, banyak bahan baku yang dibagikan atau terbuang sia-sia.
Chocodot Garut saat ini masih terpuruk. Pabriknya masih sepi karena hanya ada setengah dari total karyawan sebelum pandemi.
“Kalau mau edukasi semestinya seperti ini, white cokelat itu untuk anak-anak. Karena itu lebih banyak susu. Memang lebih mahal karena memakai lemak kakao. Yang sehatnya kan bagian itu, lemaknya,” jelas dia.
Chocodot Garut masih beroperasi meski tengah berdarah-darah. Pariwisata yang mulai bangkit jadi angin segar bagi mereka.