Dulu Hotel-Kini Museum, Begini Cara Turki Merayakan Seni

Inilah Pera Museum atau Pera Musezi, salah satu museum paling ternama dan wajib dikunjungi traveler di kota Istanbul, Turki. Museum ini menempati bangunan Hotel Bristol yang sangat bersejarah. (Wahyu Setyo/detikTravel)

Museum ini menyimpan aneka koleksi berharga dari berbagai era. Salah satunya adalah timbangan dan mata uang yang digunakan oleh para pedagang di zaman kekaisaran Ottoman. (Wahyu Setyo/detikTravel)

Di zaman itu, ilmu pengetahuan memang berkembang dengan amat pesat. Ilmu hitung dan ilmu ukur juga. Alat-alat yang digunakan di zaman itu dipamerkan dengan sangat menarik. (Wahyu Setyo/detikTravel)

Ada juga koleksi cangkir dan teko untuk minum kopi. Minum kopi memang sudah menjadi budaya dan keseharian warga Turki. (Wahyu Setyo/detikTravel)

Ada juga koleksi keramik. Keramik Turki terinspirasi dari negeri China. Itu membuktikan adanya hubungan dagang antar kedua negara yang baik di masa itu. (Wahyu Setyo/detikTravel)

Lalu, di lantai berikutnya ada koleksi lukisan karya seniman kenamaan Turki yang menampilkan Duta Besar di zaman Ottoman. (Wahyu Setyo/detikTravel)

Tata letak dan pencahayaan yang baik membuat display museum jadi makin menarik dan tidak membosankan. Pengunjung pun dengan khidmat menikmati lukisan demi lukisan. (Wahyu Setyo/detikTravel)

Di lantai teratas, karya seni yang dipamerkan makin modern dan kontemporer. Anak-anak muda paling menyukai koleksi karya seni di lantai ini. Mereka asyik foto-foto juga di sini. (Wahyu Setyo/detikTravel)

Bangunan Pera Museum sendiri dibangun pada tahun 1893. Sempat jadi kantor bank, sebuah yayasan akhirnya memugar total bangunan lalu menjadikannya museum seperti sekarang. Keren! (Wahyu Setyo/detikTravel)

Inilah Pera Museum atau Pera Musezi, salah satu museum paling ternama dan wajib dikunjungi traveler di kota Istanbul, Turki. Museum ini menempati bangunan Hotel Bristol yang sangat bersejarah. (Wahyu Setyo/detikTravel)
Museum ini menyimpan aneka koleksi berharga dari berbagai era. Salah satunya adalah timbangan dan mata uang yang digunakan oleh para pedagang di zaman kekaisaran Ottoman. (Wahyu Setyo/detikTravel)
Di zaman itu, ilmu pengetahuan memang berkembang dengan amat pesat. Ilmu hitung dan ilmu ukur juga. Alat-alat yang digunakan di zaman itu dipamerkan dengan sangat menarik. (Wahyu Setyo/detikTravel)
Ada juga koleksi cangkir dan teko untuk minum kopi. Minum kopi memang sudah menjadi budaya dan keseharian warga Turki. (Wahyu Setyo/detikTravel)
Ada juga koleksi keramik. Keramik Turki terinspirasi dari negeri China. Itu membuktikan adanya hubungan dagang antar kedua negara yang baik di masa itu. (Wahyu Setyo/detikTravel)
Lalu, di lantai berikutnya ada koleksi lukisan karya seniman kenamaan Turki yang menampilkan Duta Besar di zaman Ottoman. (Wahyu Setyo/detikTravel)
Tata letak dan pencahayaan yang baik membuat display museum jadi makin menarik dan tidak membosankan. Pengunjung pun dengan khidmat menikmati lukisan demi lukisan. (Wahyu Setyo/detikTravel)
Di lantai teratas, karya seni yang dipamerkan makin modern dan kontemporer. Anak-anak muda paling menyukai koleksi karya seni di lantai ini. Mereka asyik foto-foto juga di sini. (Wahyu Setyo/detikTravel)
Bangunan Pera Museum sendiri dibangun pada tahun 1893. Sempat jadi kantor bank, sebuah yayasan akhirnya memugar total bangunan lalu menjadikannya museum seperti sekarang. Keren! (Wahyu Setyo/detikTravel)