3 Tempat di Bumi yang Hampir Mustahil Dikunjungi

Pertama ada Palung Mariana. Palung ini merupakan palung terdalam di dunia. Berkedalaman 11 km dan dipermukaan terbawahnya memiliki tekanan air sebesar 1.086 Bar atau diilustrasikan sebagai 1.600 gajah Afrika yang ditumpuk. (Dok. BBC Magazine)  

Satu-satunya yang pernah menyentuh permukaannya adalah kapal selam tak berawak yang digunakan sebagai objek penelitian. (Dok. BBC Magazine)  

Lalu ada Pulau Devon di Kanada. Diketahui sebagai pulau tak berpenghuni terbesar di bumi karena suhu dan kondisinya yang ekstrem. (Delphine Aures/Getty Images)  

Hanyalah sekelompok orang berbaju astronot dari NASA yang mendatangi tanah itu, dikarenakan kondisinya yang mirip planet merah. (Dok. Creative Commons)  

Selanjutnya adalah Pulau Surtsey di lepas pantai selatan Islandia. Pulau ini terbentuk dari letusan gunung berapi yang terjadi antara tahun 1963 dan 1967. (Corbis/Getty Images)  

Pulau ini hanya diisi tanah vulkanik sehingga pulau tersebut hanya dibuka kepada para peneliti yang sangat profesional. (Nik Wheeler/Getty Images)  

Pertama ada Palung Mariana. Palung ini merupakan palung terdalam di dunia. Berkedalaman 11 km dan dipermukaan terbawahnya memiliki tekanan air sebesar 1.086 Bar atau diilustrasikan sebagai 1.600 gajah Afrika yang ditumpuk. (Dok. BBC Magazine)  
Satu-satunya yang pernah menyentuh permukaannya adalah kapal selam tak berawak yang digunakan sebagai objek penelitian. (Dok. BBC Magazine)  
Lalu ada Pulau Devon di Kanada. Diketahui sebagai pulau tak berpenghuni terbesar di bumi karena suhu dan kondisinya yang ekstrem. (Delphine Aures/Getty Images)  
Hanyalah sekelompok orang berbaju astronot dari NASA yang mendatangi tanah itu, dikarenakan kondisinya yang mirip planet merah. (Dok. Creative Commons)  
Selanjutnya adalah Pulau Surtsey di lepas pantai selatan Islandia. Pulau ini terbentuk dari letusan gunung berapi yang terjadi antara tahun 1963 dan 1967. (Corbis/Getty Images)  
Pulau ini hanya diisi tanah vulkanik sehingga pulau tersebut hanya dibuka kepada para peneliti yang sangat profesional. (Nik Wheeler/Getty Images)