Wajah Baru Arab Saudi, Kini Banyak Perempuan Tanpa Abaya dan Cadar

Arab Saudi menampilkan wajah baru yang lebih terbuka bila dibandingkan dengan beberapa tahun belakangan. Banyak perempuan di ibu kota Arab Saudi, Riyadh yang tidak mengenakan abaya hingga cadar. Darren Arthur/Getty Images  

Kebanyakan perempuan di sana memakai jilbab biasa dengan berbalut pakaian kekinian. Pemandangan itu semakin jelas di tengah ingar-bingar warga beberapa hari sebelum tahun baru 2023, seperti dikutip dari The National. Fayez Nureldine/AFP/Getty Image  

Mayoritas perempuan juga tak mengenakan cadar dan beberapa tak memilih memakai abaya. Amer Hilabi/AFP/Getty Images  

Abaya adalah pakaian tradisional berukuran besar yang sering dikenakan di negara Teluk Arab. Abaya tak lagi diwajibkan di Saudi terutama di Riyadh dalam beberapa tahun belakangan. Semua itu karena pada tahun 2018, Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) membolehkan perempuan tak memakai abaya maupun hijab asal tetap berpakaian sopan. Fayez Nureldine/AFP/Getty Image

Keterbukaan di Riyadh dan penghapusan aturan jarak sosial ini tentu saja mengubah tatanan kehidupan sehari-hari warga secara signifikan. Fayez Nureldine/AFP/Getty Image  

Sejak Pangeran MbS memimpin Saudi, ia melakukan sederet gebrakan yang membuat negara ini menuju moderat dan modernisasi. Beberapa kebijakan di antaranya melonggarkan aturan bagi perempuan, mulai dari boleh bepergian sendiri tanpa mahram, tinggal sendiri, hingga bisa bekerja di ruang publik. Fayez Nureldine/AFP/Getty Image

Pangeran MbS juga merilis Visi 2030. Visi ini merupakan kerangka strategi dan misi Saudi mengurangi ketergantungan negara terhadap minyak sebagai sumber utama pemasukan. Darren Arthur/Getty Images  

Berdasarkan visi tersebut, Arab Saudi memang melonggarkan aturan norma dan budaya yang ketat, demi menggenjot pariwisata dan kunjungan pelancong asing. Reuters/Ahmed Yosri  

Arab Saudi menampilkan wajah baru yang lebih terbuka bila dibandingkan dengan beberapa tahun belakangan. Banyak perempuan di ibu kota Arab Saudi, Riyadh yang tidak mengenakan abaya hingga cadar. Darren Arthur/Getty Images  
Kebanyakan perempuan di sana memakai jilbab biasa dengan berbalut pakaian kekinian. Pemandangan itu semakin jelas di tengah ingar-bingar warga beberapa hari sebelum tahun baru 2023, seperti dikutip dari The National. Fayez Nureldine/AFP/Getty Image  
Mayoritas perempuan juga tak mengenakan cadar dan beberapa tak memilih memakai abaya. Amer Hilabi/AFP/Getty Images  
Abaya adalah pakaian tradisional berukuran besar yang sering dikenakan di negara Teluk Arab. Abaya tak lagi diwajibkan di Saudi terutama di Riyadh dalam beberapa tahun belakangan. Semua itu karena pada tahun 2018, Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) membolehkan perempuan tak memakai abaya maupun hijab asal tetap berpakaian sopan. Fayez Nureldine/AFP/Getty Image
Keterbukaan di Riyadh dan penghapusan aturan jarak sosial ini tentu saja mengubah tatanan kehidupan sehari-hari warga secara signifikan. Fayez Nureldine/AFP/Getty Image  
Sejak Pangeran MbS memimpin Saudi, ia melakukan sederet gebrakan yang membuat negara ini menuju moderat dan modernisasi. Beberapa kebijakan di antaranya melonggarkan aturan bagi perempuan, mulai dari boleh bepergian sendiri tanpa mahram, tinggal sendiri, hingga bisa bekerja di ruang publik. Fayez Nureldine/AFP/Getty Image
Pangeran MbS juga merilis Visi 2030. Visi ini merupakan kerangka strategi dan misi Saudi mengurangi ketergantungan negara terhadap minyak sebagai sumber utama pemasukan. Darren Arthur/Getty Images  
Berdasarkan visi tersebut, Arab Saudi memang melonggarkan aturan norma dan budaya yang ketat, demi menggenjot pariwisata dan kunjungan pelancong asing. Reuters/Ahmed Yosri