Lengkap! Rupa Kuburan Terbuka Desa Terunyan Bali yang Tak Lagi Angker
Terunyan adalah nama desa di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali. Jika ingin berkunjung, Anda bisa datang ke sebelah timur tepi Danau Batur.
Desa ini memiliki hawa yang sejuk dan pemandangan desa agraris. Suhu di Desa Terunyan bisa mencapai rata-rata 17 derajat Celcius, bahkan bisa turun hingga 12 derajat Celcius.
Jadi, traveler yang datang ke Desa Terunyan jangan lupa membawa baju tebal ya.
Ketika keluar dari mobil, langsung ada beberapa ibu-ibu yang mengerubung meminta uang dan itu cukup mengganggu. Traveler jangan kaget bila ada yang demikian.
Ketika kami sampai di Desa Terunyan, yang sudah masuk kategori desa wisata, dermaga yang ada di sana masih terbilang jelek karena terbuat dari bambu.
Desa Terunyan dilihat dari Danau Batur.
Dermaga kuburan terbuka Desa Terunyan Bali dari Danau Batur.
Tiada tiket dan harga-harga pasti membuat kami merasa tak nyaman untuk kedua kali. Setelah nego harga kapal, kami berangkat ke kuburan terbuka Desa Terunyan yang berada di beberapa balik bukit sebelah utara desa.
Ini adalah pohon Taru Menyan, pohon raksasa dengan akar yang menjulur ke segala arah. Taru Menyan adalah asal nama kata trunyan, berarti pohon wangi.
Desa Terunyan memiliki tiga jenis kuburan. Masing-masing kuburan diperuntukkan tiga jenis kematian yang berbeda. Seseorang yang meninggal secara wajar, jenazahnya akan ditutup dengan kain putih, disiapkan upacara, dan diletakkan tanpa dikubur di bawah pohon taru menyan.
"Kalau sudah ada pengganti tempat (ada orang meninggal) maka akan dipindah kepalanya saja. Bagian lainnya, badan dan bambu kurungannya akan dipindah di sebelahnya,” kata Wayan Dela
Nama tempat peletakan jenazah ini adalah Sema Wayah. Cara pemakaman tanpa menguburnya dikenal dengan sebutan mepasah. Jadi, jenazah hanya diletakkan di atas tanah dan dibiarkan di udara terbuka.
Gundukan kumpulan sisa jasad di kuburan terbuka Desa Terunyan, Bali.
Uang receh yang jadi bekal orang yang dikubur di kuburan terbuka Desa Terunyan, Bali.
Seorang bule nakal merasakan kutukan nyata setelah melanggar norma di kuburan terbuka di Desa Terunyan atau Trunyan, Bali. Ia langsung kembali ke desa mengembalikan segera setelah mengalami kejadian mistis.
Kesan horor tidak kami dapati dalam kunjungan ini karena tempat yang kini sudah tertata rapi. Kuburan terbuka Desa Terunyan Bali begitu ramai selepas kami keluar dari lokasi dengan puluhan rombongan datang silih berganti memadati area itu.
Mungkin, kesan angker akan masih ada jika tidak ada pembangunan di sana dan kami datang sendiri atau kelompok yang datang satu per satu.
Tiada tiket dan harga-harga pasti membuat kami merasa tak nyaman untuk kedua kali. Setelah nego harga kapal, kami berangkat ke kuburan terbuka Desa Terunyan yang berada di beberapa balik bukit sebelah utara desa.
Loket donasi di kuburan terbuka Desa Terunyan, Bali. Meski disebut di awal tiada tiket sesudah membayar kapal sebesar Rp 1,2 juta, tapi kami masih membayar donasi lagi.