Pawai Ogoh-ogoh Semarakkan CFD di Bundaran HI

Cuaca cerah pagi tadi membuat arak-arakan ogoh-ogoh ini berjalan lancar tanpa kendala, Minggu (12/3/2023). Terlihat ribuan orang nampak memadati ruas jalan sedari pagi.

Tepat jam 07.00 WIB rombongan arak-arakan mulai berangkat dari depan Kantor Kementerian ESDM ke arah Jalan M.H. Thamrin dan menuju Bundaran HI.

 

Terlihat banyak jenis ogoh-ogoh yang diarak sambil diiringi musik tradisional Bali. Tak hanya itu, arak-arakan ini juga dipadukan oleh kesenian khas Betawi, yakni ondel-ondel.

 

Arak-arakan kali ini dihiasi oleh masyarakat baik tua-muda turut meramaikan. Mereka mengenakan atribut dan pakaian khas Bali, seperti kebaya khas Bali hingga udeng, yakni penutup kepala.

 

Kehadiran arak-arakan ini jadi hiburan tersendiri bagi masyarakat yang sedang berolahraga. Banyak dari mereka asyik menonton hingga mengabadikan momen ini sambil berolahraga.

 

Sesekali ogoh-ogoh berhenti untuk membuat tarian, tarian tersebut seakan menggoyangkan patung yang dipanggul secara bersama-sama.

 

Arak-arakan ogoh-ogoh ini biasanya jadi perayaan umum jelang Hari Raya Nyepi di Bali tiap tahunnya.

 

Ogoh-ogoh sendiri merupakan patung dari bahan ringan yang menggambarkan wajah raksasa, simbol Sang Butha alias setan.

 

Namun, wujud ogoh-ogoh dapat ditafsirkan secara bebas. Ada yang membuatnya sebagai wujud raksasa perkasa, raksasa kemayu atau raksasa setengah binatang.

 
Cuaca cerah pagi tadi membuat arak-arakan ogoh-ogoh ini berjalan lancar tanpa kendala, Minggu (12/3/2023). Terlihat ribuan orang nampak memadati ruas jalan sedari pagi.
Tepat jam 07.00 WIB rombongan arak-arakan mulai berangkat dari depan Kantor Kementerian ESDM ke arah Jalan M.H. Thamrin dan menuju Bundaran HI. 
Terlihat banyak jenis ogoh-ogoh yang diarak sambil diiringi musik tradisional Bali. Tak hanya itu, arak-arakan ini juga dipadukan oleh kesenian khas Betawi, yakni ondel-ondel. 
Arak-arakan kali ini dihiasi oleh masyarakat baik tua-muda turut meramaikan. Mereka mengenakan atribut dan pakaian khas Bali, seperti kebaya khas Bali hingga udeng, yakni penutup kepala. 
Kehadiran arak-arakan ini jadi hiburan tersendiri bagi masyarakat yang sedang berolahraga. Banyak dari mereka asyik menonton hingga mengabadikan momen ini sambil berolahraga. 
Sesekali ogoh-ogoh berhenti untuk membuat tarian, tarian tersebut seakan menggoyangkan patung yang dipanggul secara bersama-sama. 
Arak-arakan ogoh-ogoh ini biasanya jadi perayaan umum jelang Hari Raya Nyepi di Bali tiap tahunnya. 
Ogoh-ogoh sendiri merupakan patung dari bahan ringan yang menggambarkan wajah raksasa, simbol Sang Butha alias setan. 
Namun, wujud ogoh-ogoh dapat ditafsirkan secara bebas. Ada yang membuatnya sebagai wujud raksasa perkasa, raksasa kemayu atau raksasa setengah binatang.