Penampakan Thailand Diselimuti Polusi Udara, Ganggu Pariwisata

Foto udara ini menunjukkan kuil Buddha Doi Suthep di depan polusi berat yang melanda kota Chiang Mai, Selasa (11/4/2023). Thailand Utara dilanda polusi udara berat sejak awal tahun, sebagian disebabkan oleh pembakaran pertanian musiman.
Selama beberapa minggu bulan lalu, kota ini berada di puncak bagan global platform informasi kualitas udara IQAir tentang kualitas udara yang buruk, di atas Lahore dan New Delhi.
Presiden Asosiasi Hotel Thailand Bagian Utara Phunut Thanalaopanich mengatakan kepada Reuters pada Senin (10/4/2023) bahwa Chiang Mai, yang terkenal dengan pemandangan pegunungannya yang indah, kuil-kuil, dan kafe-kafenya yang apik, menerima 10,8 juta pengunjung pada pra-pandemi 2019, tetapi pemesanan hotel di kota itu turun menjadi 45%. Angka itu jauh dari 80% hingga 90% yang diharapkan menjelang liburan Tahun Baru Thailand minggu ini, yang dikenal sebagai Songkran.
Menyikapi memburuknya kualitas udara di wilayah utara, kementerian kesehatan Thailand mengimbau masyarakat untuk menghindari aktivitas di luar ruangan dan memakai masker yang dapat menyaring partikel.
Chiang Mai, kota terbesar ketiga di Thailand, mencapai peringkat 289 pada indeks kualitas udara (AQI) IQAir pada Maret lalu, yang mengukur tingkat partikel halus yang dapat dihirup di udara. Pada Senin (10/4/2023), angka ini turun menjadi 171, tetapi masih 19 kali lipat dari tingkat yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).