Deretan Foto Biksu Berjalan Kaki dari Thailand Menuju Candi Borobudur

Para biksu yang berjalan kaki ini dari Thailand terdiri dari 27 biksu asal Thailand, empat biksu dari Malaysia, dan satu biksu dari Indonesia. Tradisi thudong ini diawali dari Nakhon Si Thammarat, Thailand pada 23 Maret lalu dan finish di Candi Borobudur saat Waisak.
(dok. Bhikkhu Dhammavuddho)

Para biksu itu berjalan kaki dari Nakhon Si Thammarat, Thailand memulai perjalanan menuju Candi Borobudur pada tanggal 23 Maret 2023. (dok. Bhikkhu Dhammavuddho)

Rombingan biksu itu singgah di Vihara Budhi Asih (Jatibarang), Yayasan Setia Bakti Losari (Losari), Kelenteng Tjeng Gie Bio Ulujami (Pemalang). Kemudian, kediaman Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya Pekalongan, Vihara Adi Dharma (Semarang), Vihara Buddha Jayanti Wungkal Kasap (Semarang), Kelenteng Hok Tik Bio (Ambarawa), dan Kelenteng Liong Hok Bio (Magelang).(Pradita Utama/detikcom)

Para biksu itu dijadwalkan tiba di Magelang pada Selasa (30/5/2023) dan sehari kemudian, pada Rabu (31/5), para biksu sudah memasuki kawasan Borobudur. (dok. Bhikkhu Dhammavuddho)

Perjalanan para biksu itu dimulai dari Thailand menuj Singapura dan berlanjut dengan kapal ke Batam. Setelah itu, mereka start lagi dari Batam ke Bandara Soekarno Hatta dengan pesawat. Lalu, dari Jakarta ke Magelang ditempuh dengan jalan kaki. (Pradita Utama/detikcom)

Selama perjalanan, para biksu itu hanya makan satu kali. Adapun perjalanan yang harus ditempuh adalah minimal 25-30 km. (Pradita Utama/detikcom)

Perjalanan para biksu ini merupakan salah satu praktik dalam ajaran Buddha Gautama. (Pradita Utama/detikcom)

Tradisi thudong dilestarikan dengan penyesuaian. Jika dulu para biksu keliling dari satu hutan atau desa, kini para biksu ini singgah di vihara. (Pradita Utama/detikcom)

Pengawalan maupun pengamanan para biksu ini berasal dari kalangan non-buddhis. Itu sebagai bentuk toleransi di Indonesia.
(Pradita Utama/detikcom)

Para biksu yang berjalan kaki ini dari Thailand terdiri dari 27 biksu asal Thailand, empat biksu dari Malaysia, dan satu biksu dari Indonesia. Tradisi thudong ini diawali dari Nakhon Si Thammarat, Thailand pada 23 Maret lalu dan finish di Candi Borobudur saat Waisak.(dok. Bhikkhu Dhammavuddho)
Para biksu itu berjalan kaki dari Nakhon Si Thammarat, Thailand memulai perjalanan menuju Candi Borobudur pada tanggal 23 Maret 2023. (dok. Bhikkhu Dhammavuddho)
Rombingan biksu itu singgah di Vihara Budhi Asih (Jatibarang), Yayasan Setia Bakti Losari (Losari), Kelenteng Tjeng Gie Bio Ulujami (Pemalang). Kemudian, kediaman Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya Pekalongan, Vihara Adi Dharma (Semarang), Vihara Buddha Jayanti Wungkal Kasap (Semarang), Kelenteng Hok Tik Bio (Ambarawa), dan Kelenteng Liong Hok Bio (Magelang).(Pradita Utama/detikcom)
Para biksu itu dijadwalkan tiba di Magelang pada Selasa (30/5/2023) dan sehari kemudian, pada Rabu (31/5), para biksu sudah memasuki kawasan Borobudur. (dok. Bhikkhu Dhammavuddho)
Perjalanan para biksu itu dimulai dari Thailand menuj Singapura dan berlanjut dengan kapal ke Batam. Setelah itu, mereka start lagi dari Batam ke Bandara Soekarno Hatta dengan pesawat. Lalu, dari Jakarta ke Magelang ditempuh dengan jalan kaki. (Pradita Utama/detikcom)
Selama perjalanan, para biksu itu hanya makan satu kali. Adapun perjalanan yang harus ditempuh adalah minimal 25-30 km. (Pradita Utama/detikcom)
Perjalanan para biksu ini merupakan salah satu praktik dalam ajaran Buddha Gautama. (Pradita Utama/detikcom)
Tradisi thudong dilestarikan dengan penyesuaian. Jika dulu para biksu keliling dari satu hutan atau desa, kini para biksu ini singgah di vihara. (Pradita Utama/detikcom)
Pengawalan maupun pengamanan para biksu ini berasal dari kalangan non-buddhis. Itu sebagai bentuk toleransi di Indonesia.(Pradita Utama/detikcom)