Cuaca Dingin Iringi Larung Sesaji Suku Tengger di Kawah Bromo

Orang Tengger berjalan kaki membawa hasil pertanian dan ternak untuk dikorbankan dalam Upacara Yadnya Kasada di kawah Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Senin (5/6/2023).
Cuaca dingin khas Gunung Bromo terlihat dari peserta yang mengenakan sarung, berusaha menghangatkan badan.
Upacara Kasada merupakan upacara adat masyarakat Suku Tengger sebagai bentuk ucapan syukur kepada Sang Hyang Widi sekaligus meminta berkah dan menjauhkan dari malapetaka.
Yadnya Kasada adalah ritual kurban ke kawah Gunung Bromo yang digelar setahun sekali setiap bulan Kasada hari ke-14 dalam penanggalan kalender tradisional Hindu Tengger.
Puncak Yadnya Kasada digelar tepat saat bulan purnama menerangi kawah Bromo.
Masyarakat Suku Tengger menggelar doa-doa Pura Luhur Poten yang berada di kaki Gunung Bromo lalu melarung sesaji ke kawah.
Aneka persembahan atau sesaji, mulai dari makanan, hasil pertanian hingga ternak seperti ayam dan kambing, dilarung ke dalam kawah sebagai persembahan kepada Dewa Brahma.
Di atas makanan tersebut, dupa ditancapkan dan dinyalakan. Saat sesaji dilemparkan ke dalam kawah, beberapa orang turun ke lereng kawah yang labil.
Mereka bertaruh nyawa untuk menangkap sesaji yang dilemparkan dari bibir kawah. Mereka telah menyiapkan sejenis jaring dan bahkan membentangkan terpal agar sesaji bisa ditangkap.
Ritual Yadnya Kasada akan terus dilestarikan, apa pun kondisinya. Warga percaya bahwa ritual di Gunung ini tetap harus dilakukan meski status gunung sedang waspada, erupsi, turun hujan deras maupun angin kencang.