Potret Kehidupan Waorani, Suku Berbahaya di Hutan Amazon

Berada di sembilan negara Amerika Selatan, hutan Amazon memiliki luas tujuh juta kilometer persegi. Di dalamnya terdapat banyak suku-suku pedalaman, salah satunya Waorani atau disebut juga Huaorani.  

Suku Waorani menempati wilayah di pedalaman hutan Amazon di sebelah timur Ekuador. Tepatnya di sepanjang aliran sungai Napo dan ke sungai Curaray yang mereka sebut nama wilayahnya, Quehueri'ono.  

Menurut peneliti, suku Waorani sudah ada sejak seribu tahun silam. Sejak dulu penduduk suku ini sangat menjaga diri dan menolak datangnya orang asing.  

Tak memakai baju, hidup bergantung pada alam dan terisolasi menjadi bagian hidup dari suku ini. Mereka minum dari sungai, berburu dan memetik buah-buahan. Mereka tahu, mana buah yang berbahaya atau sungai mana yang penuh dengan buaya dan dilarang mendekat ke sana.

Mereka masih memegang teguh kepecayaan leluhur yang melarang perburuan rusa. Katanya mata rusa mirip dengan manusia. Satu lagi, mereka dilarang membunuh ular sebab merupakan simbol pertanda buruk.  

Suku Waorani berani berperang. Mereka menolak untuk dipindahkan ke daerah kota dan menjaga hutannya tetap terjaga.   

Dalam catatan sejarah, suku Waorani tercatat tak pernah kalah. Terang saja, mereka begitu paham seluk beluk hutan Amazon. Ditambah, senjata utamanya adalah sumpit racun sepanjang dua meter.

Karena hutannya dirusak, Suku Waorani suka menyerang para penebang liar. Sebenarnya, mereka tidaklah berbahaya dan tidak akan menyerang kalau hutannya tidak dirusak.  

Masuk di tahun 1956, akhirnya suku Waorani melakukan kontak dengan dunia luar. Salah satu alasannya, diperkirakan adalah karena hutan Amazon yang makin lama makin dijarah. Penebangan liar dan pembakaran hutan, mengancam hidup mereka.  

Kabar yang beredar, terjadi perpecahan di dalam suku Waorani. Ada yang mau kontak dengan dunia luar dan ada yang tidak. Mereka yang tidak mau, masuk ke dalam wilayah hutan yang lebih terpencil.  

Pemerintah Ekuador dan organisasi atau komunitas di Ekuador akhirnya membuka mata untuk menjaga keberlangsungan hidup suku Waorani.   

Salah satunya adalah Tropic Eco, yang mendirikan tur operator bernama Waorani Eco Lodge dan menjual paket wisata untuk tinggal bersama suku Waorani.  

Berada di sembilan negara Amerika Selatan, hutan Amazon memiliki luas tujuh juta kilometer persegi. Di dalamnya terdapat banyak suku-suku pedalaman, salah satunya Waorani atau disebut juga Huaorani.  
Suku Waorani menempati wilayah di pedalaman hutan Amazon di sebelah timur Ekuador. Tepatnya di sepanjang aliran sungai Napo dan ke sungai Curaray yang mereka sebut nama wilayahnya, Quehueriono.  
Menurut peneliti, suku Waorani sudah ada sejak seribu tahun silam. Sejak dulu penduduk suku ini sangat menjaga diri dan menolak datangnya orang asing.  
Tak memakai baju, hidup bergantung pada alam dan terisolasi menjadi bagian hidup dari suku ini. Mereka minum dari sungai, berburu dan memetik buah-buahan. Mereka tahu, mana buah yang berbahaya atau sungai mana yang penuh dengan buaya dan dilarang mendekat ke sana.
Mereka masih memegang teguh kepecayaan leluhur yang melarang perburuan rusa. Katanya mata rusa mirip dengan manusia. Satu lagi, mereka dilarang membunuh ular sebab merupakan simbol pertanda buruk.  
Suku Waorani berani berperang. Mereka menolak untuk dipindahkan ke daerah kota dan menjaga hutannya tetap terjaga.   
Dalam catatan sejarah, suku Waorani tercatat tak pernah kalah. Terang saja, mereka begitu paham seluk beluk hutan Amazon. Ditambah, senjata utamanya adalah sumpit racun sepanjang dua meter.
Karena hutannya dirusak, Suku Waorani suka menyerang para penebang liar. Sebenarnya, mereka tidaklah berbahaya dan tidak akan menyerang kalau hutannya tidak dirusak.  
Masuk di tahun 1956, akhirnya suku Waorani melakukan kontak dengan dunia luar. Salah satu alasannya, diperkirakan adalah karena hutan Amazon yang makin lama makin dijarah. Penebangan liar dan pembakaran hutan, mengancam hidup mereka.  
Kabar yang beredar, terjadi perpecahan di dalam suku Waorani. Ada yang mau kontak dengan dunia luar dan ada yang tidak. Mereka yang tidak mau, masuk ke dalam wilayah hutan yang lebih terpencil.  
Pemerintah Ekuador dan organisasi atau komunitas di Ekuador akhirnya membuka mata untuk menjaga keberlangsungan hidup suku Waorani.   
Salah satunya adalah Tropic Eco, yang mendirikan tur operator bernama Waorani Eco Lodge dan menjual paket wisata untuk tinggal bersama suku Waorani.