Melihat Lebih Dekat Tari Reog Ponorogo

Sejumlah seniman memainkan tari barongan atau reog Ponorogo di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Minggu (27/8/2023).
 

Sebelum melakukan tarian, para seniman tersebut mengikuti pawai budaya dari Perpusnas menuju Kantor Kemenko PMK.

 

Acara ini merupakan bagian aksi Gerakan Nasional Revolusi Mental yang dilakukan Kemenko PMK bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Ponorogo dan kementerian/lembaga terkait. 

 

Setibanya di lokasi, para seniman ini melakukan tari Reog Ponorogo yang diiringi oleh musik.

Diketahui tari Reog Ponorogo telah ada sejak era Majapahit dan telah menjadi hiburan rakyat. Terdapat berbagai versi cerita dalam Reog Ponorogo, salah satunya cerita tentang perjuangan seorang prabu untuk mempersunting seorang puteri.

Dalam tariannya terdapat beberapa seniman yang memerankan karakter seperti warog, jathil, bujang ganong, klono sewandono, hingga singo barong.

 

Uniknya karakter singo barong memainkan topeng besar seberat 60 hingga 70 kg dengan panjang 2,25 dan 2,30 meter dengan menggunakan gigi. Sementara para penarinya juga nampak memainkan peran tanpa alas kaki.

Bagian-bagian topengnya terdiri dari kepala harimau (caplokan), terbuat dari kerangka kayu, bambu, rotan yang ditutup dengan kulit macan gembong/harimau jawa. 
 
Selain itu, ada juga dadak merak, di mana kerangka terbuat dari bambu dan rotan sebagai tempat menata bulu merak. Itu untuk menggambarkan seekor merak yang sedang mengembangkan bulunya dan menggigit untaian manik-manik.
 
Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan Reog Ponorogo kini tengah diusulkan menjadi warisan budaya tak benda dunia ke UNESCO.
 
Sejumlah seniman memainkan tari barongan atau reog Ponorogo di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Minggu (27/8/2023). 
Sebelum melakukan tarian, para seniman tersebut mengikuti pawai budaya dari Perpusnas menuju Kantor Kemenko PMK. 
Acara ini merupakan bagian aksi Gerakan Nasional Revolusi Mental yang dilakukan Kemenko PMK bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Ponorogo dan kementerian/lembaga terkait.  
Setibanya di lokasi, para seniman ini melakukan tari Reog Ponorogo yang diiringi oleh musik.
Diketahui tari Reog Ponorogo telah ada sejak era Majapahit dan telah menjadi hiburan rakyat. Terdapat berbagai versi cerita dalam Reog Ponorogo, salah satunya cerita tentang perjuangan seorang prabu untuk mempersunting seorang puteri.
Dalam tariannya terdapat beberapa seniman yang memerankan karakter seperti warog, jathil, bujang ganong, klono sewandono, hingga singo barong. 
Uniknya karakter singo barong memainkan topeng besar seberat 60 hingga 70 kg dengan panjang 2,25 dan 2,30 meter dengan menggunakan gigi. Sementara para penarinya juga nampak memainkan peran tanpa alas kaki.
Bagian-bagian topengnya terdiri dari kepala harimau (caplokan), terbuat dari kerangka kayu, bambu, rotan yang ditutup dengan kulit macan gembong/harimau jawa.  
Selain itu, ada juga dadak merak, di mana kerangka terbuat dari bambu dan rotan sebagai tempat menata bulu merak. Itu untuk menggambarkan seekor merak yang sedang mengembangkan bulunya dan menggigit untaian manik-manik. 
Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan Reog Ponorogo kini tengah diusulkan menjadi warisan budaya tak benda dunia ke UNESCO.